Pelatih Paskibra Paksa Disodomi 13 Anak Didik Mengaku Pernah Jadi Korban

Sumatera Selatan

Pelatih Paskibra Paksa Disodomi 13 Anak Didik Mengaku Pernah Jadi Korban

Tim detikSumbagsel - detikSumbagsel
Kamis, 13 Jul 2023 14:41 WIB
Tersangka pelatih paskibra yang minta disodomi saat ditahan dalam sel tahanan.
Foto: Dok. Polres Muara Enim
Muara Enim -

Martin Hadi Susanto (37) telah ditahan usai kasus pemaksaan sodomi terungkap. Tersangka yang memaksa 13 anak didik untuk menyodomi dirinya itu mengaku pernah menjadi korban saat kelas 3 SD.

Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi menjelaskan, polisi mengetahui bahwa tersangka pernah menjadi korban sodomi saat masih duduk di kelas 3 SD. Diyakini masa lalu tersebut membuat tersangka kini nekat meminta 13 anak didiknya di paskibra untuk menyodominya.

"Motifnya melakukan itu (memaksa disodomi) dari pengakuannya, dia ini waktu masih kelas 3 SD pernah menjadi korban seperti itu juga," kata Andi, Rabu (12/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbuatan tak senonoh itu juga dilakukan tersangka diduga karena ia memiliki kedekatan dengan para korban. Tersangka diketahui sudah lama menjadi pelatih paskibra di SMK negeri di Gelumbang, Muara Enim, sebelum menjadi ASN dan kepala sekolah di Banyuasin.

AKBP Andi menjelaskan, biasanya tersangka melatih ekstrakurikuler paskibra setiap Sabtu dan Minggu. Anak-anak didiknya diketahui kerap memanggilnya dengan sebutan 'papi'.

ADVERTISEMENT

"Terungkap juga berdasarkan keterangan dari para korban, tersangka ini biasa dipanggil anak didiknya Papi," jelasnya.

Selama menjalankan aksinya, lanjut Andi, tersangka berperilaku seolah-olah seperti perempuan di hadapan para korban. Para korban awalnya tidak mau dan takut, tetapi terpaksa memenuhi permintaan itu karena tersangka mengancam akan menyebarkan foto bugil para korban.

Foto bugil itu, kata Andi, didapatkan tersangka dengan cara mengiming-imingi akan membantu korban masuk TNI. Tersangka berdalih tahu cara agar korban mudah masuk TNI, yakni dengan memastikan alat vital mereka sehat. Ia juga berpura-pura bisa melakukan terapi kelamin.

"Jadi yang bersangkutan ini memposisikan diri sebagai perempuan. Sebenarnya anak-anak ini pada takut, cuma karena diancam (pelaku) akan memviralkan, terus dibohongi bisa terapi alat kelamin," ungkapnya.

Kini polisi masih mendalami kemungkinan adanya korban selain 13 anak didik paskibra tersebut. Sebab, tersangka diketahui berstatus kepala sekolah dasar negeri (SDN).

"Sejauh ini penyidik kita baru mendapat informasi ada 13 orang korban. Namun, kita terus mendalami terkait kemungkinan apakah ada korban lainnya atau tidak," jelas Andi terpisah pada Kamis (13/7/2023).




(des/des)


Hide Ads