Bendungan di Mukomuko Longsor, Ratusan Hektare Sawah Tak Terairi

Bengkulu

Bendungan di Mukomuko Longsor, Ratusan Hektare Sawah Tak Terairi

Hery Supandi - detikSumbagsel
Kamis, 07 Des 2023 20:02 WIB
Bendungan di Mukomuko Bengkulu longsor
Foto: Dok. BBWS 7 Bengkulu
Mukomuko -

Bendungan di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu mengalami longsor. Akibatnya ratusan hektar sawah petani tak teraliri air. Hingga kini Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII, Bengkulu masih berupaya mengatasi masalah itu.

Peristiwi longsor itu terjdi di Daerah Irigasi (DI) Air Manjunto, Desa Lalang Luas, Kecamatan V Koto, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Imbasnya, 60 meter saluran primer tergerus longsor tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikSumbagsel, longsor setinggi 10-15 meter di bangunan Manjuto (BM) 2 ke BM 3 itu menyebabkan air ke saluran primer menuju sekunder hingga ke tersier terhenti total. Dampaknya suplai air terhenti ke daerah irigasi areal lahan persawahan yang luasannya sekitar 876 hektare yang tersebar di 4 desa di Kecamatan Lubuk Pinang dan 3 desa di Kecamatan V Koto, Kabupaten Mukomuko.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sawah itu telah ditanami bibit padi berumur 3-6 minggu yang sedang membutuhkan suplai air. Kepala Satuan Kerja (Satker) Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII Bengkulu Edi Junianto mengatakan, bencana longsor ini disebabkan intensitas hujan ringan hingga sedang, sehingga air merembes di box culvert yang sudah cukup lama.

"Salah satu penyebabnya gerusan dari box culvert yang patah yang melintasi di bawah saluran primer dan skoring yang disebabkan oleh aliran di tanah pendukung saluran (piping) ditambah hujan dengan intensitas sedang dalam waktu yang cukup lama,'' kata Edi kepada detikSumbagsel, Kamis (7/12/2023).

ADVERTISEMENT

Edi menjelaskan, hal ini tidak bisa diantisipasi. Bencana ini juga diakibatkan dari aliran air drainase yang menabrak ke gorong-gorong dan membuat rembesan sehingga terjadi longsor. Selain itu kondisi tanah labil dan berpasir.

"Agar 876 hektar sawah bisa teraliri air, kita melakukan langkah cepat dengan membangun aliran pengganti sementara sebelum bagian yang mengalami longsor diperbaiki," jelas Edi.

Edi mengungkapkan, pihaknya telah memindahkan aliran ke sebelah kanan yang memakan lahan milik warga setempat sepanjang 120 meter. Ini dilakukan agar bisa mengaliri air ke areal persawahan warga di dua kecamatan terdampak.

Pemindahan itu, kata Edi, bersifat sementara. Untuk kegiatan reguler secara permanen akan dikerjakan Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Sumatera VII Provinsi Bengkulu pada tahun 2024 nanti.

''Dari Operasi dan Pemeliharaan hanya bisa menangani untuk keadaan dan konstruksi-konstruksi darurat dalam penanganan bencana tersebut. Saat ini air sudah kembali mengalir ke areal persawahan warga di dua kecamatan yang terdampak,'' tutup Edi.




(dai/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads