Sejarah Sirine di Kantor Walkot Palembang, Ada Sejak Masa Kolonial

Palembang Punya Cerita

Sejarah Sirine di Kantor Walkot Palembang, Ada Sejak Masa Kolonial

Irawan - detikSumbagsel
Selasa, 16 Des 2025 14:00 WIB
Sejarah Sirine di Kantor Walkot Palembang, Ada Sejak Masa Kolonial
Foto: Pemkot Palembang bakal hidupkan sirine. (Irawan)
Palembang -

Jauh sebelum teknologi alarm modern dikenal luas, Kota Palembang telah memiliki sistem penanda waktu dan peringatan melalui sirine yang menggema dari gedung ledeng atau menara air yang sekarang jadi Kantor Wali Kota Palembang. Sirine bersejarah itu ternyata telah ada sejak bangunan tersebut pertama kali didirikan pada masa kolonial Belanda, tepatnya tahun 1928.

Penggiat sejarah Sumatera Selatan, Hidayatul Fikri yang akrab disapa Mang Dayat mengungkapkan sirine tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari fungsi awal gedung yang kala itu dikenal sebagai kantor ledeng peninggalan Belanda. Gedung ini berlokasi di Jalan Merdeka, Kelurahan 22 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil.

"Sejak awal berdiri, sirine itu memang sudah ada. Fungsinya untuk menggantikan lonceng sebagai penanda keluar masuk pegawai," ujar Mang Dayat kepada detikSumbagsel, Senin (15/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seiring waktu, sirine tidak hanya menjadi alarm internal kantor. Tradisi penggunaannya berkembang dan bertahan hingga era 1990-an. Selain menandai jam kerja, sirine juga dibunyikan sebagai peringatan bencana serta penanda waktu keagamaan. Saat azan Magrib tiba, sirine ikut berbunyi, begitu pula saat imsak di bulan Ramadan.

"Sirine tempo dulu memiliki karakter bunyi khas. Nadanya bergerak dari rendah ke tinggi, lalu turun kembali secara perlahan suara yang kini hanya tinggal kenangan bagi sebagian warga Palembang," kata dia.

ADVERTISEMENT

Kenangan itu kini bersiap kembali hadir. Wali Kota Palembang, Ratu Dewa memastikan sirine bersejarah di gedung ini akan diaktifkan kembali. Rencananya, suara sirine akan kembali menggema bertepatan dengan malam pergantian Tahun Baru, 31 Desember.

"Ini bukan sekadar nostalgia. Sirine adalah bagian dari identitas dan sejarah Palembang yang memiliki nilai kuat untuk kita rawat," kata Ratu Dewa.

Menurut Ratu Dewa, sirine tersebut merupakan saksi perjalanan kota sejak masa kolonial. Dahulu, alat itu berperan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari penanda jam kerja hingga pengingat waktu imsak dan berbuka puasa.

"Sirine ini tidak bisa dipisahkan dari sejarah Gedung Toren (gedung ledeng/Kantor Wali Kota Palembang). Nilai historisnya sangat kuat, dan itulah yang ingin kita hidupkan kembali," ujarnya.

Namun, pengaktifan sirine bukan hanya untuk mengenang masa lalu. Pemerintah Kota Palembang juga berencana mengadaptasi fungsinya agar relevan dengan kebutuhan masa kini, yakni sebagai bagian dari sistem peringatan dini bencana, khususnya menghadapi potensi banjir dan cuaca ekstrem.

"Ke depan, sirine ini juga akan menjadi alarm kewaspadaan bagi masyarakat. Jadi selain bernilai sejarah, juga berfungsi sebagai alat keselamatan," tegas Ratu Dewa.

Saat ini, persiapan teknis pengaktifan sirine tengah dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Palembang. Kepala DPKP, Kemas Haikal, mengatakan pihaknya masih melakukan uji coba untuk memastikan sirine dapat berfungsi dengan optimal.

"Kita masih tahap pengujian. Targetnya, sirine sudah bisa dibunyikan secara resmi pada malam tahun baru," jelasnya.

Untuk menghindari kesalahpahaman di masyarakat, Pemkot Palembang juga akan menyiapkan Peraturan Wali Kota (Perwali) khusus. Aturan tersebut akan mengatur perbedaan pola bunyi sirine sesuai fungsinya, baik sebagai tanda bahaya, penanda waktu, maupun keperluan lainnya.

"Nanti pola bunyinya akan dibedakan, sehingga masyarakat tahu mana sirine peringatan bencana dan mana yang bersifat penanda," katanya.

Dengan dihidupkannya kembali sirine ini, Palembang tidak hanya menghidupkan suara masa lalu, tetapi juga menghubungkan sejarah dengan kebutuhan masa kini. Suara yang pernah menjadi denyut aktivitas kota itu diharapkan kembali menjadi pengingat akan sejarah, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan Palembang ke depan.




(dai/dai)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads