Palembang Punya Cerita

Sejarah Dua Meriam di Kantor Gubernur Sumsel yang Kini Jadi Spot Swafoto

A Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Rabu, 15 Okt 2025 07:00 WIB
Foto: Meriam diperkirakan dari abad 17-19 dipajang di area Kantor Gubernur Sumsel. (A Reiza Pahlevi)
Palembang -

Dua meriam zaman Belanda terpajang di depan Kantor Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel). Senjata api berkaliber besar ini pernah dipakai untuk peperangan antara Kesultanan Palembang dengan VOC-Belanda pada abad ke-17 hingga ke-19. Kini, meriam itu jadi tempat swafoto masyarakat.

Sebelumnya, meriam yang mengarah ke Jalan Kapt A Rivai itu berada di depan gedung Graha Bina Praja. Kondisinya hampir tak terawat. Banyak yang tak menyangka jika meriam tersebut adalah benda cagar budaya.

Kini, benda itu dibuat layaknya meriam pada era penjajahan. Meriam diletakkan pada dudukannya dengan roda pada sisi kanan dan kiri, lengkap dengan pembatas rantai. Lantainya, dibuat motif songket untuk mengakomodir budaya kearifan lokal Provinsi Sumatera Selatan.

Plt Kepala Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sumsel Darmayanti mengatakan pemindahan 2 unit meriam ke bagian depan area kantor gubernur itu untuk menjaga kondisinya agar tetap terawat dan terpelihara dengan baik.

"Dan kini, banyak masyarakat yang menjadikan meriam itu untuk swafoto mereka. Bahkan menjadi destinasi baru bagi masyarakat yang berkunjung ke kantor gubernur," ujar Darmayanti, Senin (13/10/2025).

Meriam yang dipajang di area Kantor Gubernur Sumsel. Foto: A Reiza Pahlevi

Meriam itu kini menjadi benda ikonik di area tersebut. Masyarakat bebas ber-swafoto dengan latar belakang meriam dan gedung kantor gubernur.

"Kita ingin menjaga peninggalan bersejarah itu dengan menempatkannya di area depan. Kemudian sebagai informasi dan pembelajaran kepada masyarakat, terutama generasi muda, bahwa di masa peperangan dahulu para pahlawan kita berperang melawan mesin canggih di masanya," katanya.

Kasubbag Pemeliharaan Gedung dan Peralatan Kantor Biro Umum dan Perlengkapan Setda Provinsi Sumsel Sarmedi menambahkan meriam yang dipajang menjadi bukti sejarah perjuangan masyarakat Sumsel dan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Dia menyebut, meriam itu sudah ada sejak kantor gubernur diresmikan pada 1960. Informasi itu bersumber dari para ASN yang bertugas di Setda Sumsel dari masa ke masa. Terbaru, informasi dari Burmawi, stafnya yang berdinas di kantor gubernur sejak 1986 lalu.

"Kita juga sudah mengonfirmasi teman-teman di Disbudpar untuk identifikasi yang sumbernya dari para komunitas, termasuk sejarawan, bahwa benar meriam itu berasal dari zaman VOC-Belanda abad ke-17 hingga 19. Dan informasi itu kita tuliskan di prasastinya," kata Sarmedi.

Meriam yang dipajang di area Kantor Gubernur Sumsel. Foto: A Reiza Pahlevi

Dalam proses pemindahan meriam, dia menyebut cukup sulit dilakukan. Meriam itu, diperkirakan memiliki berat lebih dari 800 kg. Untuk mengangkatnya dibutuhkan rantai dan belasan orang untuk mengatrolnya.

Katanya, tambahan kereta lengkap dengan rodanya pada meriam itu untuk memperlihatkan kondisi pada zamannya. Implementasi itu juga melihat referensi dari berbagai sumber yang ada.

"Iya kita melihat referensi dari berbagai sumber, termasuk saat kunjungan ke beberapa daerah yang masih memiliki meriam," ungkapnya.



Simak Video "Video: Melihat SMPN 3 Jakarta yang Kini Jadi Bangunan Cagar Budaya"

(dai/dai)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork