Secercah Harapan Warga dan Pemda agar Festival Perahu Bidar Steril-Mendunia

Sumatera Selatan

Secercah Harapan Warga dan Pemda agar Festival Perahu Bidar Steril-Mendunia

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Kamis, 21 Agu 2025 09:00 WIB
Festival Perahu Bidar di Palembang
Festival Perahu Bidar di Palembang (Foto: Sabrina Adliyah/detikcom)
Palembang -

Festival Perahu Bidar Palembang telah berlangsung pada Minggu, 17 Agustus 2025. Ribuan orang memadati berbagai titik lokasi yang tersebar di sekitar Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak (BKB) hingga tepian Sungai Musi.

Masyarakat dan pendatang rela berdesak-desakan di bawah terik matahari agar bisa menyaksikan perlombaan tradisional dari Kota Palembang. Segala persiapan mereka lakukan mulai dari datang lebih awal, membawa payung, hingga mencari tempat nyaman untuk menonton.

Sebagai salah satu ikon budaya Kota Pempek, perahu bidar lekat dengan momentum perayaan Hari Kemerdekaan RI di Palembang. Fakta menariknya, perahu bidar sudah ada sejak masa Kesultanan Sultan Mahmud Badaruddin I dan terus dijaga hingga sekarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di balik kelestarian bidar dari dulu hingga kini, terselip harapan besar dari berbagai elemen masyarakat untuk membuat identitas budaya Palembang dapat mendunia. Inilah beberapa hal yang diharapkan menjadi catatan untuk Festival Perahu Bidar Palembang tahun 2026.

Ruang Aman dan Nyaman Saat Menonton

Penonton Festival Perahu Bidar Palembang 2025Penonton Festival Perahu Bidar Palembang 2025 (Foto: Melati Putri Arsika/detikcom)

Keamanan dan kenyamanan dalam menonton lomba bidar menjadi fokus Pemerintah Kota Palembang di tahun 2025. Salah satu penonton festival tahun ini, Hipsia(56) menilai pengamanan di area sungai masih kurang karena perahu kecil yang berseliweran mengganggu pandangan saat menonton.

ADVERTISEMENT

"Penonton (di sungai) susah diatur. Ketika kita mau melihat bidar, penonton ini ikut-ikut (di belakang peserta)," ujar Hipsiah kepada detikcom, Minggu (17/8/2025).

Kondisi tersebut menjadi kendala dalam saat menyaksikan bidar. Karena itu, ia mengharapkan penjagaan maksimal dari pemerintah kota selaku penyelenggara festival perahu bidar.

"Penjagaan harus diperketat untuk di Sungai. Penonton di darat itu ingin melihat lomba bidar bukan perahu yang lewat," jelasnya.

Tak hanya masalah perahu kecil yang kerap melewati jalur lomba, penataan lokasi menonton di area BKB dan sekitarnya dianggap masih kurang maksimal. Hipsia merasa kesulitan untuk mencari tempat menonton yang aman dan nyaman bagi lansia seusianya.

Untuk mendapatkan tempat menonton strategis, ia harus berkeliling ke tiga titik lokasi untuk menemukan tempat duduk. "(Setelah) dari BKB itu kami pindah ke dermaga, tetap ramai juga, lari ke pelataran BKB. Alhamdulillah dapat tempat juga," lanjutnya.

Menurutnya, penyelenggara perlu menata tempat menonton yang lebih aman dan nyaman untuk semua kalangan. Khususnya bagi lansia, anak-anak, ibu hamil dan menyusui, hingga disabilitas.

Jalur Lomba Steril dari Perahu Penonton

Festival Perahu Bidar di Sungai Musi.Festival Perahu Bidar di Sungai Musi. Foto: (Foto: Dok Pemprov Sumsel)

Keresahan terhadap penonton yang ada di sungai juga dirasakan oleh Encik M Alaudin alias Jaka, pemilik bidar Palembang yang menyabet juara 1. Jakamenginginkan penonton bidar tahun-tahun mendatang tidak menghalangi perlombaan selama berlangsung dan memilih menonton dari pinggir Sungai.

"Untuk penonton bidar khususnya warga Palembang dan umumnya silakan menonton bidar di Sungai Musi tetapi menambatkan perahunya. Karena kalau perahu ketek jalan menimbulkan ombak dan menahan laju perahu. Sehingga dayung bidar tidak bisa melaju dengan maksimal," jelasnya.

Hal itu ia inginkan karena tidak mau kejadian tahun 2024 terulang kembali. Jaka pernah tertabrak tongkang dan ketek penonton yang berakibat perahu rusak dan tidak dapat melanjutkan perlombaan dan didiskualifikasi.

Dibandingkan dengan tahun lalu, kondisi arus lalu lintas di Sungai Musi selama perlombaan tahun ini diakui Jaka lebih stabil dan terkendali. Panitia telah berupaya untuk mengantisipasi perahu yang berkeliaran tetapi kondisi di lapangan masih banyak perahu penonton yang mengganggu.

Strategi Mengatur Perahu Penonton

Skema Pengaman Festival Perahu Bidar 2025 di Sungai MusiSkema Pengaman Festival Perahu Bidar 2025 di Sungai Musi Foto: Melati Putri Arsika/deitkcom

Kasi Keselamatan Berlayar KSOP Kelas I Palembang, Bintarto mengatakan pada Festival Perahu Bidar 2025dilakukan skema pengaturan lalu lintas di Sungai Musi dengan melibatkan berbagai instansi untuk mengawasi perahu penonton. Setiap sisi kanan dan kiri Sungai Musi terdapat tujuh kapal yang patroli.

"Kapal yang akan masuk ke alur lomba, nantinya 7 kapal tersebut yang akan memerintahkan agar tidak ke alur. Dia jagaian di posisinya untuk mengawasi perahu lain agar tidak masuk jalur," sambungnya.

Peningkatan keamanan dan keselamatan pelayaran di Sungai Musisebagai hasil evaluasi dari tahun lalu. Namun begitu, masih banyak perahu kecil yang belum mematuhi peraturan larangan melintasi area tengah Sungai Musi selama lomba berlangsung.

"Kita sangat sulit untuk warga yang punya perahu kita larang. Kami sudah melakukan antisipasi. Perahu yang tidak terlibat dalam lomba ini agar tidak mengganggu. Kalau di pinggir sungai masih kita toleransi," ujarnya.

Untuk meminimalisir kendala di sungai, KSOP menerbitkan aturan penghentian operasional kapal niaga selama lomba bidar berlangsung dari pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB. Dari pantauan detikSumbagsel pada Minggu (17/8/2025), tidak ada satupun kapal niaga atau tongkang yang melaju selama perlombaan berlangsung.

Penonton Tertib hingga Bidar Mendunia

Lomba perahu bidar di PalembangLomba perahu bidar di Palembang Foto: (Foto: Irawan)

Pemerintah Kota Palembang menjanjikan area lomba perahu bidar steril dari kapal tongkang dan ketek. Namun, selama perlombaan berlangsung masih terlihat perahu kecil memadati Sungai Musi.

Selain itu, perahu sewaan masyarakat yang menonton juga berseliweran di sepanjang area lomba, mulai dari bawah Jembatan Musi 6 hingga Jembatan Ampera. Kondisi ini menjadi bahan evaluasi bagi Wali Kota Palembang untuk pelaksanaan Festival Perahu Bidar tahun depan.

"Ada beberapa yang akan kita evaluasi lagi, terkait supaya (area lomba) lebih steril ke depannya," ungkap Wali Kota Palembang, Ratu Dewa pada Minggu (17/8/2025).

Walau begitu, ia menilai keramaian tersebut menjadi bagian dari antusias masyarakat yang memadati kedua jembatan hingga di pinggir Sungai Musi. Melihat hal tersebut, Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru ingin menjadikan Festival Perahu Bidar Tradisional dapat digelar tiap tahun bahkan menjadi event internasional.

"Tradisi lama ini layak kita kreasikan dan promosikan lebih luas agar mendunia. Event ini bukan hanya hiburan rakyat, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang patut dipromosikan hingga ke tingkat internasional," ujar Deru, Senin (18/8/2025).

Halaman 2 dari 2
(mep/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads