Pencari harta karun di Sungai Musi berani bertaruh nyawa di kedalaman 20-30 meter. Ada manis getir yang mereka rasakan setiap harinya.
"Suka duka mencari harta karun ini selain kena panas dan dingin air, kadang juga tidak dapat apa-apa setelah lama menyelam di dasar sungai. Bahkan hanya balik modal saja," kata Madon saat ditemui detikSumbagsel di kawasan Sungai Musi, Sabtu (16/11/2024).
Madon merupakan salah satu pencari harta karun di Sungai Musi. Jika beruntung, ia dan rekan-rekannya bisa mendapatkan emas untuk dijual per gram. Sementara itu, untuk barang berharga lainnya dijual mulai harga Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika sedang beruntung sehari bisa mendapatkan uang Rp 1 juta. Tapi kalau tidak beruntung kadang tidak dapat apa-apa," ujarnya.
Uang yang didapat akan dibagi ke semua kru. Sementara itu, untuk kapal tidak begitu banyak membutuhkan biaya, hanya Rp 200 ribu. Sebab, kapal tersebut milik dirinya sendiri.
"Hasil dari pencarian harta karun nanti dijual ke pengepul yang memang sudah ada. Kalau tidak laku kadang di koleksi sendiri," pungkasnya.
Pencarian Harta Karun
Satu perahu berisi delapan orang. Ada yang bertugas memegang selang kompresor, memegang selang besar penyedot pasir dari dasar sungai, dan ada yang bertugas mengayak pasir. Sementara itu, untuk penyelam ada tiga orang.
"Untuk yang bertugas menyelam ada tiga orang dan mulai menyelam dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.30 WIB," imbuhnya.
Kru yang paling peting adalah mereka yang memegang mesin kompresor, karena mereka memberi oksigen penyambung nyawa bagi penyelam. Selama berada di dalam sungai, penyelam akan memberikan kode kepada pemegang selang.
Kode itu, misalnya berupa satu kali tarikan saat penyelam meminta udara mesin kompresor dibesarkan. Dua kali tarikan dari penyelam berarti meminta udara dari mesin dikecilkan. Lalu ada kode tarikan tiga kali, di mana penyelam minta ditarik ke atas.
"Kru yang bertugas di mesin kompresor adalah kru yang sangat penting karena nyawa penyelam tergantung pada kru ini. Jadi, kru ini harus fokus selama kurang lebih dua jam menunggu penyelam," terangnya.
Kru yang bertugas menyelam tidak dilengkapi alat profesional seperti penyelam pada umumnya. Mereka hanya menggunakan masker selam dan alat pemberat yang ditambah rantai. Mereka juga menggunakan tas dukung karena ada tali di belakangnya.
Sebelum menyelam, Madon harus memiliki fisik yang sehat dan mental yang kuat. Pekerjaan ini bukan hanya satu atau dua hari, tapi setiap hari. Mereka mencari harta karun di dasar Sungai Musi.
"Untuk menyelam ini harus memiliki mental yang kuat karena kita bertaruh nyawa di sini. Kita harus menyelam di dasar sungai yang keadaannya begitu gelap dan tidak tahu ada bahaya apa di sana," ungkapnya.
Menurut Madon, untuk mendapatkan harta karun di sungai Musi yang airnya keruh dengan kedalaman 20-35 meter ini memang butuh perjuangan. Tangan kanannya juga menggunakan sarung berwarna hitam, agar saat meraba dasar sungai tidak sampai terluka.
"Saat berada di dalam dasar Sungai Musi, saya hanya bisa meraba dan menggunakan perasaan untuk meraih barang-barang yang menurut kita menarik, lalu dimasukkan ke saku celana dan menggunakan sarung tangan agar tidak terluka," tutupnya.
(sun/csb)