Ada banyak lagu hit dari Panbers. Berikut ini empat di antaranya yang masuk buku Chord Lagu-lagu Sweet Memories yang disusun Gugun Gunawan.
Panbers merupakan salah satu legenda pop Tanah Air yang berjaya di tahun 1970-an. Panbers singkatan dari Panjaitan Bersaudara.
Nama tersebut berarti kakak beradik Keluarga Panjaitan. Sebab, empat personel awalnya merupakan kakak beradik. Mereka yakni Hans Pandjaitan, Benny Panjaitan, Doan Panjaitan, dan Asido Panjaitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Panbers: Tiga Kota, Tiga Nama |
Dalam band tersebut Benny pada vokal dan gitar, Hans pada gitar, Doan pada bass, serta Asido pada drum. Sepanjang perjalanannya, Panbers mengoleksi enam piringan emas. Mulai dari Bebaskan (1975), Nasib Cintaku (1976), Musafir (1978), Kasihku (1979), Gereja Tua (1986), dan Cinta Dan Permata (2001).
Dalam buku Chord Lagu-lagu Sweet Memories yang disusun Gugun Gunawan, ada empat lagu Panbers. Salah satunya lagu sejuta umat, Gereja Tua.
Lagu Sweet Memories dari Panbers:
1. Gereja Tua
Masihkah kau ingat waktu di desa
Bercanda bersama di samping gereja
Kala itu kita masih remaja
Yang polos hatinya bercerita
Waktu kini t'lah lama berlalu
Sudah sepuluh tahun tak bertemu
Entah di mana kini kau berada
Tak tahu di mana rumahnya
Hanya satu yang tak terlupakan
Kala senja di gereja tua
Waktu itu hujan rintik-rintik
Kita berteduh di bawah atapnya
Kita berdiri begitu rapat
Hingga suasana begitu hangat
Tanganmu 'ku pegang erat-erat
Kenangan itu selalu 'ku ingat
Waktu kini t'lah lama berlalu
Sudah sepuluh tahun tak bertemu
Entah di mana kini kau berada
Tak tahu di mana rumahnya
Hanya satu yang tak terlupakan
Kala senja di gereja tua
Waktu itu hujan rintik-rintik
Kita berteduh di bawah atapnya
Biar kini kau telah berdua
Itu bukanlah kesalahanmu
'Ku hanya ingin dapat bertemu
Bila bertemu puaslah hatiku
Bila bertemu puaslah hatiku
2. Terlambat Sudah
Terlambat sudah kau datang padaku
Setelah kudapatkan penggantimu
Kini hatiku tertutup untukmu
Cukup sudah penderitaanku
Mengapa dulu kau tinggalkan diriku
Tanpa pesan apapun padaku
Kala itu cintaku sedang tumbuh
Kau biarkan menjadi layu
Kini kau datang lagi padaku
Setelah kau siksa diriku
Terlambat sudah terlambat sudah
Semuanya t'lah berlalu
Mengapa dulu kau tinggalkan diriku
Tanpa pesan apapun padaku
Kala itu cintaku sedang tumbuh
Kau biarkan menjadi layu
Kini kau datang lagi padaku
Setelah kau siksa diriku
Terlambat sudah terlambat sudah
Semuanya t'lah berlalu
Terlambat sudah terlambat sudah
Semuanya t'lah berlalu
3. Musafir
Oh
Tiada tujuannya yang kau arah
Mata angin tak kau hiraukan
Ke barat kau melangkah
Ke timur juga kau tuju
Ke utara kau pergi
Ke selatan pun kau berlari
Musafir
Hidupmu bebas tiada ikatan
Musafir
Berkelana sepanjang waktu
Musafir
Apakah yang kau cari oh
Musafir
Apakah arti hidupmu
Tiada siang maupun malam
Kau pergi sekehendak hatimu
Tiada tujuan yang kau arah
Mata angin tak kau hiraukan
Ke barat kau melangkah
Ke timur juga kau tuju
Ke utara kau pergi
Ke selatan pun kau berlari
Musafir
Hidupmu bebas tiada ikatan
Musafir
Berkelana sepanjang waktu
Musafir
Apakah yang kau cari oh
Musafir
Apakah arti hidupmu
Musafir
Apakah arti hidupmu
4. Hidup Terkekang
Apakah ku
Tak boleh mengenal dunia ini?
Haruskah daku hidup menyendiri?
Sendiri dan menyepi
Apakah ku
Tak boleh mengenal kasih
Kasih sayang dari seseorang
Yang kusayangi?
Hidup bagaikan seekor burung
Dalam sangkar yang terkekang
Biar sangkarku terbuat dari emas
Lebih baik ku hidup di hutan luas
Apakah ku
Tak boleh mengenal cinta?
Haruskah daku hidup menyendiri?
Sendiri dan menyepi
Oh, ku mau bebas
Bebas di alam ini
Bebas mencintai kasihku
Bebas mencintai kasihku
Bebas mencintai kasihku
Bebas mencintai kasihku
Bebas mencintai
(sun/des)