Mengenal Pakaian Adat Lampung Saibatin dan Pepadun, Ini Perbedaannya

Mengenal Pakaian Adat Lampung Saibatin dan Pepadun, Ini Perbedaannya

Elmy Tasya Khairally - detikSumbagsel
Selasa, 18 Jun 2024 06:00 WIB
baju adat Lampung Saibatin dan Pepadun
Foto: Instagram @evioktsrc | Instagram @haniahany52
Bandar Lampung -

Berbagai provinsi di Indonesia mempunyai pakaian adat yang unik dan beragam. Salah satu pakaian adat yang menarik untuk diketahui adalah dari Lampung.

Pakaian adat Lampung hingga kini masih diwariskan dan digunakan pada acara pernikahan. Terkadang, pakaian ini juga digunakan dalam pertunjukan seni tari daerah Lampung seperti Tari Bedana dan Tari Sembah.

Pakaian Adat Lampung

Menurut buku Ensiklopedi Pakaian Nusantara Kalimantan Timur hingga Nusa Tenggara Barat oleh R. Toto Sugiarto, dkk, pakaian adat Lampung terbagi menjadi dua, yaitu Pakaian adat Lampung Saibatin dan Pakaian Adat Lampung Pepadun. Pada dasarnya, ada sedikit kemiripan dari keduanya, yaitu menggunakan kain tapis yang dihiasi logam kuningan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakaian Adat Saibatin

Dalam jurnal Etnomatika pada Pakaian Adat Lampung oleh Binti Anisaul Khasanah dkk, dikatakan bahwa masyarakat adat Lampung Saibatin adalah mereka yang tinggal di daerah Pesisir Lampung Timur, Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus, dan Lampung Barat. Pakaian Suku Saibatin didominasi dengan warna merah. Berikut penjelasannya menurut buku Perhiasan Tradisional Indonesia oleh Muhammad Husni Tiarma Rita Siregar.

baju adat Lampung Saibatinbaju adat Lampung Saibatin Foto: Instagram @haniahany52

Pakaian Adat Pria

ADVERTISEMENT

Pengantin pria adat Saibatin menggunakan tutup kepala yang dikenakan ikat pujuk, baju berlengan panjang berwana putih dengan jas. Biasanya, pada pakaian kebesaran dikenakan salempang yang terdiri dari kain putih atau kuning dari kain limar.

Celananya berwarna gelap ditutupi dengan kain tumpal sampai lutut atau bulipat yang diperkuat ikat pinggang buduk. Kerisnya diselipkan di pinggan sebelah kanan agak miring ke kiri.

Pakaian Adat Wanita

Sementara itu, pengantin wanitanya mengenakan baju yang terbuat dari beludru bermote dengan motif bunga. Baju ini disebut sebagai kawai maju. Asesorisnya terdapat di leher atau lengan seperti kakalah bangkang atau buah jukum.

Pada bagian kepala, pengantin menggunakan mahkota atau siger yang bersiku tujuh dihiasi bunga daun bambu. Sanggul malangnya dihiasi sial kikha, pada bagian atas telinga diselipkan bunga melur dan bunga daun bambu.

Pada bagian lengan, dikenakan gelang kanan dan gelang rui. Bagian bahu kanannya diselempangkan kain cempaka, lalu ditutup oleh kain putih atau kuning dari bahan limar di bahu kiri.

Kain sarungnya adalah kain tumpal yang berhias bintang maju dengan ikat pinggang. Kalungnya dikenakan melingkar dari bahu sampai bagian perut seperti untaian bunga.

Pakaian Adat Suku Pepadun

Suku adat pepadun merupakan kelompok adat besar dalam sebuah masyarakat Lampung. Masyarakat pepadun mendiami daerah yang ada di dataran tinggi atau di daerah pedalaman.

Perkembangan suku pepadun awalnya di suatu daerah abung way kanan dan pubian. Pakaian adat ini didominasi dengan warna putih. Mengutip jurnal Analis Makna Simbolik pada Pakaian Pengantin Adat Lampung Pepadun oleh Suyatno dan Rinezia Putri Lepari, berikut penjelasannya.

baju adat Lampung Pepadunbaju adat Lampung Pepadun Foto: Instagram @evioktsrc

Pakaian Adat Pria

Pengantin pria adat Pepadun menggunakan kopiah emas yang terbuat dari kuningan berbentuk bulat ke atas dengan ujung beruji tajam. Namun, selain untuk pengantin pria, kopiah emas juga biasa dipakai oleh para pria muda ketika menari di balai adat.

Pada bagian dada, pengantin pria menggunakan hiasan berbentuk buah-buah kecil di atas kain yang disebut dengan buah jukum. Aksesoris ini biasa dipakai melingkar dari bahu ke bagian perut sampai belakang.

Kemudian, pengantin pria juga menggunakan gelang burung dari bahan kuningan. Gelang yang menyerupai burung bersayap ini diikatkan ke bagian lengan bawah bahu, d sebelah kiri atau kanan.

Selain itu, dikenakan pula gelang kano yang dikenakan pada lengan atas dan pergelangan tangan. Gelang ini terbuat dari bahan kuningan berukir berbentuk bulat dan besar.

Di bagian pinggang, digunakan bulu serati yang terbuat dari kain beludru yang dilapisi kain merah. Kemudian kain ini dikombinasikan dengan pending, ikat pinggang yang terbuat dari uang ringgitan Belanda bergambar Ratu Wilhelmina.

Pakaian Adat Wanita

Pengantin wanitanya mengenakan serajo bulan, bunga hias berupa mahkota kecil yang terbuat dari kuningan. Biasanya ada satu sampai tiga serajo bulan di atas siger.

Siger pepadun berbentuk seperti tanduk dan ditatah hiasan bertitik-titik menyerupai bunga. Ada ruji tajam berjumlah sembilan di depan dan belakang. Setiap lekuknya, terdapat hiasan bunga cemara dari kuningan.

Kemudian, pengantin wanita juga menggunakan bebe, sulaman dari kain halus yang berlubang-lubang. Bagian pinggirnya bermotif bunga. Di atas sulamannya terdapat payet warna putih.

Bulan temanggal digunakan menggantung di leher, sehingga tampak menggantung di bawah dada atau di atas kain sesapur. Hiasan dari kuningan ini berbentuk menyerupai tanduk tanpa motif, hanya beratah dasar.

Baju kurungnya berwarna putih, tidak berangkai dan dihiasi uang perak yang digantung berangkai. Ada pula rambai ringgit yang digantung melingkari kain tapis bagian bawah yang dikenakan pengantin wanita.

Selain itu, pengantin wanita juga mengenakan gelang kano dan gelang burung, seperti pengantin pria. Pengantin pria dan wanita juga bisa memegang buah manggus yang berbentuk bulat seperti permainan yang terbuat dari bahan kuningan, mempunyai ornamen dan berantai kecil yang berfungsi sebagai pegangan.

Aksesoris lainnya yang dapat digunakan oleh pengantin wanita adalah kanduk, yaitu sejenis mahkota yang tidak lengkap. Namun selain untuk pengantin, mahkota ini juga biasa dipakai oleh para wanita yang sudah bersuami saat mengiringi pengantin.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads