7 Adab Ziarah Kubur Sesuai Syariat, Tak Boleh Pakai Sandal

Sumatera Selatan

7 Adab Ziarah Kubur Sesuai Syariat, Tak Boleh Pakai Sandal

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Sabtu, 02 Mar 2024 23:01 WIB
Sejumlah ulama bersama para peziarah mengikuti tradisi ziarah makam jelang Ramadhan atau Ziarah Kubro menuju Pemakaman Gubah Duku, 8 Ilir Palembang, Sumsel, Jumat (10/3/2023). Rangkaian tradisi ziarah akbar selama tiga hari yang diikuti oleh peziarah dari dalam dan luar Kota Palembang menjelang Ramadhan ini kembali selenggarakan setelah sebelumnya ditiadakan karena pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Feny Selly/rwa.
Semarak Ziarah Kubro di Palembang Jelang Ramadhan (Foto: ANTARA FOTO/FENY SELLY)
Palembang -

Tradisi ziarah kubur kerap dilakukan umat Islam menjelang Ramadan. Mulai dari membersihkan kuburan, berdoa hingga menaburi makam dengan bunga.

Supaya meraih pahala dan berkah dari Allah SWT, perlu melakukan ziarah kubur sesuai adab yang dianjurkan syariat. Adab tersebut perlu dipahami kaum Muslimin ketika berkunjung ke makam saat berziarah.

Inilah adab ziarah kubur sesuai syariat yang dikutip detikSumbagsel dari situs muslim.or dan detikHikmah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

7 Adab Ziarah Kubur

1. Perhatikan Tujuan Berziarah

Memahami makna ziarah tentunya bertujuan untuk mengunjungi orang yang telah meninggal. Secara syariat, berziarah memberikan hikmah untuk mengambil pelajaran dan mengingat kematian.

Imam Ash Shani'ani mengatakan, semua hadits menunjukkan akan disyariatkannya ziarah kubur dan menjelaskan hikmah dari ziarah kubur untuk mengambil pelajaran. Penegasan itu berlandaskan pada hadits Ibnu Mas'ud yang berbunyi sepeti ini:

ADVERTISEMENT

"Karena di dalam ziarah terdapat pelajaran dan peringatan terhadap akhirat dan membuat zuhud terhadap dunia."

Apabila tujuan tersebut tidak tercapai, maka ziarah yang dilakukan tak sesuai dengan syariat. Karenanya, tujuan berziarah tidak melenceng dari ajaran syariat.

2. Mengucap Salam Saat Masuk Kuburan

Rasulullah SAW mengajarkan para sahabat ketika melewati kuburan maka mengucapkan salam berikut bacaannya:

ุงูŽู„ุณูŽู‘ู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ุฏูู‘ูŠูŽุงุฑู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุฅูู†ูŽู‘ุง ุฅูู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ูŽู„ุงูŽุญูู‚ููˆู’ู†ูŽ ู†ูŽุณู’ุฃูŽู„ู ุงู„ู„ู‡ูŽ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู ุงู„ู’ุนูŽุงูููŠูŽุฉูŽ

"Salam keselamatan atas penghuni rumah-rumah (kuburan) dan kaum mukminin dan muslimin, mudah-mudahan Allah merahmati orang-orang yang terdahulu dari kita dan orang-orang yang belakangan, dan kami Insya Allah akan menyusul kalian, kami memohon kepada Allah keselamatan bagi kami dan bagi kalian."

3. Tidak Pakai Sandal

Seorang sahabat bernama Basyir bin Khashasiyah RA berkata, ketika Rasulullah SAW sedang berjalan, tiba-tiba melihat ada orang berjalan di antara kuburan dengan memakai sandal. Lalu, Rasulullah SAW bersabda:

ูŠูŽุง ุตูŽุงุญูุจูŽ ุงู„ุณูู‘ุจู’ุชููŠูŽู‘ุชูŽูŠู’ู†ูุŒ ูˆูŽูŠู’ุญูŽูƒูŽ ุฃูŽู„ู’ู‚ู ุณูุจู’ุชููŠูŽู‘ุชูŽูŠู’ูƒูŽยป ููŽู†ูŽุธูŽุฑูŽ ุงู„ุฑูŽู‘ุฌูู„ู ููŽู„ูŽู…ูŽู‘ุง ุนูŽุฑูŽููŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฎูŽู„ูŽุนูŽู‡ูู…ูŽุง ููŽุฑูŽู…ูŽู‰ ุจูู‡ูู…ูŽุง

"Wahai pemakai sandal, celakalah engkau! Lepaskan sandalmu!" Lalu orang tersebut melihat (orang yang meneriakinya). Tatkala ia mengenali (kalau orang itu adalah) Rasulullah SAW, ia melepas kedua sandalnya dan melemparnya."

4. Tidak Duduk di Atas Kuburan

Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:

ู„ูŽุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฌู’ู„ูุณูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฌูŽู…ู’ุฑูŽุฉู ููŽุชูุญู’ุฑูู‚ูŽ ุซููŠูŽุงุจูŽู‡ูุŒ ููŽุชูŽุฎู’ู„ูุตูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุฌูู„ู’ุฏูู‡ูุŒ ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ู„ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฌู’ู„ูุณูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูŽุจู’ุฑู

"Sungguh jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur."

5. Boleh Mengangkat Kedua Tangan Saat Berdoa

Ketika mendoakan mayit di kuburan, dianjurkan mengangkat kedua tangan namun tidak diperbolehkan menghadap makamnya. Ajuran sesuai syariat adalah menghadap kiblat karena berdoa menjadi bagian dari salat dan Rasullah melarang salat menghadap kuburan.

Hal itu sesuai dengan hadis Aisyah RA ketika mengutus Barirah untuk membuntuti Rasulullah SAW yang pergi ke pemakaman umum Baqi Al Ghargad. Rasulullah SAW berhenti di dekat Baqi dan mengangkat kedua tangan lalu mendoakan orang-orang yang sudah meninggal.

6. Tidak Berucap Al-Hujr

Kata al-hujr adalah ucapan yang batil. Penegasan tersebut dikatakan oleh Imam An-Nawawi yang dijelaskan Syaikh Al-Albani sebagai berikut:

"Tidaklah samar lagi bahwa apa yang orang-orang awam lakukan ketika berziarah semisal berdoa pada mayit, beristighotsah kepadanya, dan meminta sesuatu kepada Allah dengan perantaranya, adalah termasuk al hujr yang paling berat dan ucapan bathil yang paling besar. Maka wajib bagi para ulama untuk menjelaskan kepada mereka tentang hukum Allah dalam hal itu. Dan memahamkan mereka tentang ziarah yang disyariatkan dan tujuan syari dari ziarah tersebut."

7. Boleh Nangis Tapi Tidak Diratapi

Adab terakhir adalah tidak boleh meratapi. Mayit yang sudah meninggal terkadang menuai kesedihan bagi peziarah karena ditinggal selama-lamanya. Menangisi mayit diperbolehkan namun tidak untuk diratapi.

Rasulullah SAW menangis ketika berziarah ke kuburan ibunya sehingga membuat orang di sekitar ikut berderai air mata. Apabila sampai di tingkat meratapi mayit dengan menangis histeris, menampar pipi, merobek kerah atau sejenisnya maka hal itu tidak diperbolehkan.

Selain adab, umat Musmlim juga perlu mengetahui tata cara pelaksanaan ziarah kubur. Tata cara ini menjadi langkah-langkah untuk melakukan tradisi sesuai anjuran.

Tata Cara Ziara Kubur

1. Mengucap salam saat memasuki area pemakaman

2. Membaca surah Al-Qadr sebanyak 7 kali, Al Fatihah sebanyak 3 kali, Al-Falaq sebanyak 3 kali, An-Nas sebanyak 3 kali, Al-Ikhlas sebanyak 3 kali, dan Ayat Kursi sebanyak 3 kali

3. Mendoakan arwah yang telah meninggal

4. Hindari berjalan di atas kuburan dan duduk di atasnya

5. Sebaiknya bersuci sebelum melakukan ziarah kubur

6. Janganlah salat menghadap ke arah kuburan

Nah, itulah adab dan tata cara ziarah kubur yang perlu diketahui umat Muslim. Semoga artikel ini bermanfaat ya




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads