Kerbau Rawa Pampangan, Hewan Bertanduk dari Sumsel yang Hampir Punah

Kerbau Rawa Pampangan, Hewan Bertanduk dari Sumsel yang Hampir Punah

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Selasa, 28 Nov 2023 05:02 WIB
Kerbau rawa Pampangan.
Foto: Portal Informasi Indonesia (ANTARA/Nova Wahyudi)
Palembang -

Kerbau rawa Pampangan merupakan hewan bertanduk dua dari Sumatera Selatan yang hampir punah. Hewan herbivora ini masuk sebagai aset nasional khas Sumsel sejak 2014.

Meski disebut-sebut hampir punah, namun detikers masih bisa menjumpai kerbau rawa Pampangan di beberapa daerah di Sumsel. Yuk kenali kerbau rawa Pampangan lebih dekat. Berikut informasi yang dihimpun detikSumbagsel.

Lokasi Kerbau Rawa Pampangan

Mengutip situs resmi Pemerintah Provinsi Sumsel, hewan bertanduk dua ini berkembang biak di Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Dari sana, nama Pampangan disematkan pada nama kerbau rawa ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jarak lokasi peternakan kerbau rawa Pampangan 54 kilometer dari kota Palembang, butuh waktu 1 jam 44 menit untuk menuju ke lokasi. Setelah sampai di Kecamatan Pampangan, detikers bisa langsung menemui warga setempat yang memiliki peternakan kerbau rawa.

Selain di Pampangan, terdapat juga daerah lain di OKI untuk melihat kerbau rawa, antara lain di Kecamatan Pedamaran, Jawi, dan Pangkalan Lampam. Hewan ini juga bisa ditemui di Kecamatan Tanjung Senai, Kabupaten Ogan Ilir serta Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin.

ADVERTISEMENT

Kerbau rawa Pampangan diakui pemerintah sebagai aset nasional dari tujuh jenis kerbau asli Indonesia melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 694/KPTS/PD.410/2/2014. Tak hanya itu, hewan ini termasuk dalam sumber daya genetik (SDG) ternak lokal Indonesia.

Hewan yang memiliki nama Latin Bubalus bubalis ini menyukai rawa-rawa berlumpur sebagai tempat berkubang. Habitat tersebut menjadi lokasi untuk bisa melihat kerbau rawa Pampangan.

Karakteristik Kerbau Rawa Pampangan

Kerbau rawa Pampangan memiliki ciri-ciri umum, seperti berkulit tebal dengan warna bulu hitam. Kepala yang besar dan mempunyai telinga panjang. Tanduk kerbau rawa Pampangan melingkar ke belakang membentuk spiral simetris.

Postur tubuhnya besar dengan bentuk siku ke arah belakang mirip dengan sapi perah. Kerbau rawa jenis ini bersifat tenang tetapi tatapan tajam matanya menunjukkan sikap temperamen. Hewan ini tahan dengan berbagai penyakit.

Kemudian ciri khas dari kerbau rawa Pampangan lebih suka hidup berkelompok dan mencari makan dengan cara menyelam ke dalam air. Saat musim hujan, mereka akan digembalakan dengan perahu.

Karena menyukai habitat rawa-rawa, hewan ini lebih sering berendam dan sesekali berenang. Ketika sore, kerbau rawa Pampangan masuk ke kandang satu per satu. Biasanya, kerbau dewasa yang masuk kandang lebih dulu.

Ciri khas kerbau rawa Pampangan lainnya adalah susu perah yang dihasilkan. Layaknya mamalia lain, kerbau rawa Pampangan memiliki susu perah yang diolah menjadi makanan khas bernama gula puan, sagon puan, dan minyak samin.

Penyebab Kerbau Rawa Pampangan Hampir Punah

Mengutip dari laman resmi Portal Informasi Indonesia, dijelaskan dalam penelitian Abrar Arpan, pakar kerbau rawa dari Universitas Sriwijaya, tercatat sisa populasi kerbau rawa Pampangan hanya 10.000 ekor di tahun 2019.

Jumlah tersebut mengalami penyusutan dari tahun 2010 sebanyak 15.000 ekor. Untuk saat ini, populasi kerbau rawa Pampangan paling banyak di habitat aslinya, Kecamatan Pampangan OKI sebanyak 5.000 ekor.

Penyusutan jumlah kerbau rawa Pampangan terjadi karena beberapa penyebab. Faktor utamanya karena habitat asli kerbau tersebut semakin berkurang sebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit.

Salah satu faktor tersebut pernah terjadi di Pedamaran, OKI. Melebarnya sektor perkebunan sawit membuat lahan gambut dan rawa cepat kering sehingga memicu kebakaran saat musim kemarau. Dampak berlanjut hingga pasokan pakan rumput hijau untuk kerbau menipis.

Faktor lainnya karena usia produktif kerbau rawa Pampangan yang tergolong lambat. Pasalnya ada indukan kerbau yang baru mengalami kehamilan pada usia 15 tahun. Sepatutnya, kerbau rawa Pampangan ini sudah memiliki anak saat berumur 8-9 tahun.

Itulah bahasan mengenai kerbau rawa Pampangan yang masih bisa dikunjungi walaupun hampir punah. Apakah detikers ada yang tertarik melihat secara langsung? Semoga bermanfaat ya.




(Dwi Apriani/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads