Datangnya bulan Muharram di Bengkulu ditandai dengan prosesi ambik tanah atau ambil tanah. Prosesi ini juga merupakan awal dari ritual Tabot, tradisi tahunan yang digelar warga keturunan India di Bengkulu.
Tahukah kamu? Tradisi ini biasanya digelar selama 10 hari, yang biasa disebut kerukunan keluarga Tabot. Ritual ini dimaksudkan untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husin saat melawan kaum Yazid.
Karena dinilai unik dan menarik, ritual ini pun dikembangkan sebagai tradisi oleh pemerintah daerah dalam bentuk perayaan tahunan. Nah, bagaimana jalannya tradisi ambik tanah dan kerukunan keluarga Tabot ini?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama-tama, keluarga keturunan Tabot dilepas dari halaman rumah dinas Gubernur Bengkulu. Sebelum dilepas, dilakukan beberapa ritual. Keluarga kerukunan Tabot lantas dilepas menuju lokasi pengambilan tanah dengan diarak berjalan kaki sambil diiringi tabuhan musik dol yang merupakan alat musik khas Bengkulu.
Bagi warga India keturunan yang datang bersama pasukan Inggris tahun 1685, prosesi Tabot ini wajib diperingati. Jika tidak, mereka percaya bahwa bencana akan datang.
Proses ritual Tabot kemudian dilanjutkan dengan upacara mengambil tanah. Dalam prosesi ini, kerukunan keluarga Tabot membawa sesaji ke kawasan Pantai Nala dan Tapak Paderi, yang diyakini sebagai kawasan keramat Tabot. Dua kawasan ini biasa disebut juga dengan Tabot Imam dan Tabot Bangsal.
Sesaji yang dibawa berisi bubur merah putih dan lima jenis campuran air, antara lain air jeruk, air jahe, dan air cendana. Selain itu, ada pula tujuh lembar daun sirih dan tujuh batang rokok.
Ritual mengambil tanah diawali dengan menyiram kelima campuran air tersebut ke tanah. Tanah yang disirami ini kemudian diambil dan dibungkus dengan kain putih sebagai simbol kafan yang membungkus manusia ketika meninggal.
Ketua Kerukunan Tabot Bengkulu, Syafril mengatakan bahwa prosesi pengambilan tanah merupakan peringatan memasuki bulan Muharram.
"Ambil tanah ini merupakan awal masuknya bulan Muharram. Setiap malam 1 Muharram sellau kita lakukan ritual ini, yang diikuti iringan tabuh dol, dilakukan pawai berjalan kaki menuju lokasi ritual," kata Syafril Selasa (18/7/2023) malam.
Makna pengambilan tanah, kata dia, merupakan simbol bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah setelah wafat.
"Kita harus ingat kita ini berasal dari tanah dan akan kembali lagi ke tanah," jelasnya.
Syafril mengatakan, rituan Tabot ini akan diikuti 14 prosesi lainnya hingga puncak perayaan Tabot pada tanggal 10 Muharram nanti.
Di Indonesia, perayaan Tabot hanya diperingati kaum Muslim di Bengkulu dan Pariaman, Sumatera Barat. Kata 'tabot' sendiri berarti kota berhias yang dimaksudkan sebagai keranda Hasan dan Husin, serta simbol pemakaman. Tabot ini kemudian dibuang pada puncak acara perayaan di wilayah Pemakaman Imam Senggolo, kawasan Karabela, Kota Bengkulu.
(des/des)