Sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan, Palembang ialah tempat dimana pusat pemerintahan dan perekonomian terjadi. Tentunya, kota sebesar ini tak lepas dari budaya dan adat istiadat dibaliknya.
Untuk meninjau peradaban sebuah suku, cara termudah adalah dengan melihat arsitektur rumah adatnya. Karena sudah dibawa oleh nenek moyang sejak dahulu, maka selanjutnya bisa diteliti seperti apa kebiasaan masyarakatnya di masa lalu.
Di Palembang sendiri, rumah adatnya disebut sebagai Rumah Limas. Menurut arsip Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Selatan yang diterbitkan Kemdikbud pada tahun 1990/1991, berikut adalah struktur bangunan dari Rumah Limas.
Struktur Bangunan Rumah Limas
Secara umum, Palembang memiliki tiga jenis rumah tradisional yang berfungsi sebagai tempat tinggal, antara lain Rumah Limas, rumah cara gudang, dan rumah rakit. Mengutip dari arsip Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Selatan yang diterbitkan Kemdikbud pada tahun 1990/1991, Rumah Limas bukan hanya digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat, namun juga rumah adat di Palembang karena punya arsitektur yang khas.
Ada alasan tersendiri mengapa dinamakan Rumah Limas, yakni karena kap atau atap rumah yang berbentuk limas. Bentuk bangunan Rumah Limas yakni empat persegi panjang, dibangun di atas tiang kayu dengan lantai berundak. Undakan yang disebut juga sebagai kekijing ini juga berbentuk empat persegi panjang, dengan total keseluruhan kekijing di Rumah Limas berkisar antara 2 hingga 4 buah.
Rumah Limas tergolong sebagai rumah panggung, yang artinya memiliki tiang, dengan ketinggian sekitar 1,5 hingga 2 meter dari permukaan tanah. Dengan mempertimbangkan mayoritas wilayah yang banyak rawa-rawa atau merupakan bekas rawa-rawa, bagian tiang yang perlu dimasukkan ke dalam tanah harus cukup panjang agar lebih kokoh.
Agar nyaman dan awet untuk ditinggali, kayu jenis petanang banyak dipilih sebagai bahan bangunan Rumah Limas, khususnya bahan tiang. Kayu jenis ini dipercaya punya kualitas yang sama bagusnya dengan kayu unglen atau kayu besi. Selain itu, ada pula kayu tembesu yang juga dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan tiang. Sementara itu, dinding lantai dan bagian rumah lainnya dibuat dari kayu merawan sebagai bahan dasarnya.
Susunan Ruangan di Rumah Limas dan Fungsinya
Rumah Limas terbagi menjadi 3 area utama, yakni bagian depan, ruang tengah, dan ruang belakang. Merujuk pada arsip Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Selatan oleh Kemdikbud pada tahun 1990/1991, berikut adalah penjelasan masing-masing area dan fungsinya.
1. Bagian Depan
Identik dengan undakan atau tangga-tangganya, jika melihat Rumah Limas secara langsung, maka detikers akan menjumpai tangga-tangga tersebut di bagian kanan dan kiri rumah yang merupakan akses untuk menuju jogan. Uniknya, jumlah anak tangga di Rumah Limas selalu ganjil, karena masyarakat suku Palembang percaya hal ini dapat memberi berkah bagi penunggu rumah atau calon penghuni rumah selanjutnya.
Sebelum naik ke atas rumah, setiap penghuni ataupun tamu diharuskan untuk mencuci kaki di tempayan atau gentong yang sudah disediakan. Letaknya yakni di samping tangga. Alasan utamanya adalah di zaman dahulu, masyarakat belum terlalu familiar dengan alas kaki seperti saat ini.
Seperti disebutkan sebelumnya, tangga rumah yang ada di bagian depan dibuat untuk menuju ke jogan. Jogan atau beranda merupakan tempat untuk beristirahat ketika sore atau malam hari. Selain itu, jogan juga digunakan sebagai tempat untuk menyaksikan upacara atau acara kesenian yang dilaksanakan di sekitar.
Berbeda dengan rumah pada umumnya, kita tidak akan menjumpai adanya jendela di bagian depan Rumah Limas. Alih-alih di bagian depan, jendela justru diletakkan di bagian kanan-kiri rumah, berdekatan dengan kekijing atau undakan tadi. Sebagai pengaman, di balik jendela dipasang jeruji kayu.
2. Ruang Tengah
Ruang tengah dibuat dari beberapa kekijing. Biasanya, kekijing ini dibedakan sesuai fungsinya. Kekijing pertama merupakan tempat untuk para kerabat dan undangan yang usianya masih muda. Mereka merupakan pekerja yang berperan penting dalam sebuah upacara yang berlangsung.
Selanjutnya, kekijing kedua ialah tempat berkumpulnya tamu undangan paruh baya. Terakhir, kekijing ketiga dan keempat digunakan oleh para undangan usia lanjut maupun orang-orang yang dituakan, utamanya karena faktor usia.
Jika tidak sedang ada acara tertentu yang berlangsung, ruang ruang tengah tentu kosong. Kekijing terakhir yang disekat dengan lemari dinding yang fungsinya adalah untuk menyimpan perabotan rumah tangga. Di sebelah kanan dan kiri ada amben atau kamar yang ditempati kepala keluarga. Namun, kamar ini biasa disebut juga kamar gadis, apabila ditempati oleh anak perempuan yang sudah dewasa. Jika anak perempuan tersebut menikah, selanjutnya dinamakan sebagai kamar pengantin.
Berbatasan langsung antara ruang tengah dan dapur, terdapat ruangan serba guna yang difungsikan untuk melakukan berbagai kegiatan rumah, mulai dari menjahit, menyulam, merenda, dan menenun. Ada kalanya ruang ini juga dipakai untuk menerima tamu dan kerabat dekat, khususnya tamu wanita dan anak-anak.
3. Ruang Belakang
Di ruang belakang Rumah Limas ada dapur, yang dibagi menjadi 3 bagian utama. Pertama, ada area tersendiri untuk menyiapkan bahan masakan, seperti memotong sayur, ikan, dan daging, serta menyiapkan bumbu masakan.
Bagian intinya adalah tempat memasak, yang sudah dilengkapi dengan alat-alat memasak. Ada meja atau kotak berkaki yang gunanya adalah untuk meletakkan batu-batu sebagai tempat memasak atau tungku. Di salah satu dinding dapur, terdapat tempat penyimpanan khusus untuk botol-botol kecap, cuka, dan semacamnya.
Di samping area untuk menyiapkan bahan dan area memasak, ada pula area untuk mencuci alat masak, makan, dan minum yang sudah selesai dipakai. Luasnya sekitar 2 meter bujur sangkar, dengan lantai yang terbuat dari bambu atau kayu tahan air.
Simak Video "Video: Momen Om Mobi Kena Pungli Parkir saat Review Mobil di Palembang"
(des/des)