Aksara Lampung Mulai Luntur, Kurikulum Sekolah Hilang-Tenaga Pendidik Minim

Aksara Lampung Mulai Luntur, Kurikulum Sekolah Hilang-Tenaga Pendidik Minim

Tommy Saputra - detikSumbagsel
Jumat, 26 Mei 2023 20:39 WIB
Ilustras Lampung
Foto: Istimewa
Lampung -

Lampung merupakan satu dari 12 wilayah di Indonesia yang memiliki aksara sendiri. Aksara Lampung mulai digunakan hingga sekarang sejak abad ke-17 silam.

Aksara Lampung merupakan turunan dari aksara Brahmi melalui perantara aksara Kawi. Aksara Lampung aktif digunakan dalam sastra maupun tulisan sehari-hari hingga pertengahan abad ke-20 sebelum fungsinya berangsur-angsur tergantikan dengan huruf Latin.

Aksara Lampung adalah sistem tulisan yang terdiri dari 3 unsur yakni Kelabai Surat, Benah Surat dan Tanda Baca. Kelabai Surat artinya 19 Aksara Dasar, sementara Benah Surat maksudnya adalah 12 diakritik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diakritik menjadi tanda baca tambahan pada huruf yang sedikit banyak mengubah nilai fonetis huruf tersebut.

Seperti pada umumnya Aksara Brahmi, pada Aksara Lampung disetiap konsonannyan merepresentasikan satu kata dengan vokal inheren.

ADVERTISEMENT

Pada penulisan Aksara Lampung juga memiliki ciri khas tersendiri yang dimana pada setiap tulisan Aksara dasarnya berbentuk goretan patah atau lengkungan.

Aksara Lampung yang berkembang di Sumatera sendiri adalah aksara rumpun Ka Ga Nga. Ka Ga Nga merupakan nama untuk aksara atau tulisan yang digunakan oleh masyarakat Melayu Tengah, Rejang, Lampung dan Kerinci.

Budayawan Lampung, Arman AZ menyebut diawal lahirnya Aksara Lampung berjumlah 19 kata dasar. Kemudian terus bekembang menjadi 20 kata dasar.

"12 wilayah di Indonesia memang memiliki Aksara sendiri, sumbernya itu dari daerah Palawa yang berada di Hindia Selatan. Untuk Aksara Lampung sendiri awalnya berjumlah 19 kata dasar, namun dalam perkembangan bertembah menjadi 20 kata dasar," kata Arman beberapa waktu lalu.

Arman mengakui penggunaan Aksara Lampung sudah mulai tergeser. Sebab banyak masyarakat mulai tidak paham dengan Aksara Lampung.

"Memang tidak bisa dipungkiri, dimasa sekarang banyak masyarakat yang kurang atau tidak mengerti akan Aksara Lampung. Ini juga berkaitan dengan semakin sedikit warga Lampung asli yang tercatat kurang dari 15 persen," katanya.

Selain itu, pemerintah juga dinilai kurang masiv untuk mempertahankan Aksara Lampung. Bahasa Lampung yang pernah ada dalam kurikulum pendidikan hilang.

"Hal ini terbukti dengan hilangnya mata pelajaran bahasa Lampung dalam kurikulum pendidikan di Lampung," kata Arman.

Seiring berjalannya waktu, bukan tidak mungkin Aksara Lampung akan menjadi sejarah dan punah. Bahkan tenaga pendidik juga dinilai mulai sulit didapat.

"Di sekolah juga dihilangkan, kenapa itu nggak ada karena memang gurunya juga nggak ada. Itu yang sebenarnya menjadi problemnya, untuk itu peran pemerintah juga harus ada. Kalau kaya gini terus, niscaya aksara lampung lambat laun akan punah dan hanya tinggal sejarah," katanya.




(ras/ras)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads