Jambi dikenal memiliki Kompleks Candi Muaro Jambi. Namun, tak banyak juga yang tahu bahwa ada situs percandian di tengah kota, yakni Candi Solok Sipin yang terletak di tengah pemukiman padat penduduk Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi.
Untuk masuk ke kawasan itu, harus masuk lorong sempit dengan jarak sekitar 150 meter. Situs Candi Solok Sipin dengan luas 12,5x18 meter itu kini hanya menyisakan batu bata.
Penampakan sisa bata ini setelah Pusat Penelitian Arkeologi Nasional mengadakan eskavasi di area Candi Solok Sipin pada tahun 1983. Ekskavasi itu berhasil menampakkan sisa bata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja, eskavasi tidak menampakkan Candi Solok Sipin keseluruhan. Mengingat situs bersejarah tersebut berada di tengah permukiman.
Penjaga Candi Solok Sipin, Dahalim mengatakan area yang dipagari itu ialah sebagian muka candi. Di ujung belakang atau tembok batas tanah masyarakat itu masih ditemukan pondasi candi yang memanjang ke arah tanah warga.
"Ini masih ada lagi ke belakang sampai rumah warga. Kemungkinan area hingga ke masjid di depan lorong itu (Masjid Jami Ar-Rahman)," katanya saat ditemui beberapa waktu yang lalu.
Area Candi Solok Sipin yang tampak muka bata ini dulu pernah berdiri rumah warga. Bahkan sisa-sisa lantai dan pondasi rumah warga masih terlihat jelas di dalam area tersebut, termasuk bekas toilet masih ada terlihat.
"Rumah itu dibongkar dan telah dibayar ganti ruginya," ujarnya.
Setelah terabaikan, area candi ini sempat viral di media sosial pada akhir tahun 2022 lalu. Dimana area candi jadi kendang ayam dan banyak sampah berserakan.
"Kalau di area ini sekarang kami bersihkan terus setiap minggunya," kata penjaga Candi Solok Sipin sambil mengajak keliling lokasi.
![]() |
Sejarah dan Keunikan Candi Solok Sipin
Dosen Arkeologi Universitas Jambi, Ari Mukti Wardoyo mengatakan temua tentang benda arkeologis tidak hanya ditemukan di permukaan Candi Solok Sipin. Sebab lokasi situs Candi Solok Sipin dapat dijumpai di 4 kelompok candi, yakni Candi Sekarabah, Candi Solok Sipin, Candi Sausekip, dan Candi Kotoh.
"Benteng tanah pilih di area Masjid Agung Al-Falah saat ini dipakai area percandian. Terus satu lagi yang ada di area makam Raden Mattaher juga ditemukan struktur bata candi," katanya.
Berdasarkan laporan penelitian Farudin Sadagar, lokasi masuk Candi Sekarabah. Lalu di belakang kantor Taspen yang dahulu ada nama kampung Sekip.
"Di sana ada Candi Sausekip, dulu pernah ditemukan juga struktur batu candi-nya," kata Ari.
Candi Solok Sipin merupakan peninggalan zaman klasik Hindu-Budha ini setidaknya pernah ditemukan 4 buah makara, arca, dan stupa. Kini arca dan makara yang ditemukan itu disimpan di Museum Nasional.
Penemuan-penemuan ini menandai Candi Solok Sipin punya nilai kepurbakalaan yang penting. Keunikan dari Candi Solok Sipin sendiri adalah adanya arca yang ditemukan dengan ukuran cukup besar, yakni setinggi 172 cm.
"Dilihat dari gaya Arca Candi Solok Sipin berasal dari abad ke-9. Kemudian juga ditemukan keramik dari abad ke-9," ungkapnya.
Yang menarik dari Candi Solok Sipin ialah makara di Candi ini memiliki ukiran yang indah dan bergaya seni tinggi. Bentuk dan ukirannya disebut paling raya atau ramai dibanding temuan makara candi lainnya di Indonesia.
"Makaranya ini yang paling raya, perpaduan sirip ikan, gigi buaya dan gading gajah," tuturnya.
Dikutip dari situs arkens.kemdikbud.go.id, salah satu dari empat buah makara yang ditemukan di Candi Solok Sipin memiliki penanggalan tahun 986 saka atau 1064 masehi dan tulisan yang berbunyi mpu dharmmawira. Prasasti angka tahun ini ditemukan pada tahun 1902 dan pertama kali dibaca dan diterbitkan oleh arkeolog asal Belanda, Brandes.
Setelah ditemukannya makara dan arca berukuran cukup besar ini menunjukkan berasal dari sebuah bangunan yang besar. Ukuran bata yang ditemuakn juga relatif lebih besar dibanding Candi Muaro Jambi.
Para arkeolog dan sejarawan meyakini bahwa Candi Solok Sipin ini sudah menjadi kawasan pusat pemerintahan sejak zaman Hindu-Budha.
(ras/bpa)