Produksi Naik 15 Persen, BI Sumsel: Panen Bawang Merah Tekan Inflasi

Sumatera Selatan

Produksi Naik 15 Persen, BI Sumsel: Panen Bawang Merah Tekan Inflasi

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Kamis, 20 Nov 2025 12:00 WIB
Pedahang mengemas bawang merah lokal pesanan pembeli di Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (23/4/2025). Menurut pengepul bawang merah setempat, harga bawang merah lokal di tingkat pengepul kini turun menjadi Rp15.000–Rp25.000 per kilogram dari Rp35.000 pada awal April 2025 yang dipicu melimpahnya pasokan dari Sulawesi dan NTB, sementara itu di tingkat konsumen, harga juga turun dari Rp60.000 menjadi Rp35.000–Rp40.000 per kilogram. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Foto: Ilustrasi bawang merah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Pagar Alam -

Bank Indonesia Sumatera Selatan terus berupaya memperkuat ketahanan pangan daerah serta mendukung pengendalian inflasi di wilayahnya. Salah satunya, dengan kolaborasi bersama Pemerintah Kota Pagar Alam melalui panen bawang merah di Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam.

Berdasarkan data dari BI Sumsel, produksi panen bawang merah mencapai 15,7 ton per hektare, meningkat 15% dibandingkan musim tanam sebelumnya. Peningkatan ini tidak terlepas dari penerapan teknologi budidaya efisien, seperti penggunaan benih unggul yang bersertifikat, sprayer, mulsa plastik, dan pupuk organik.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Bambang Pramono mengatakan peningkatan produksi lokal menjadi langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pasokan dari luar daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bawang merah merupakan salah satu komoditas yang masih mengalami defisit di wilayah Sumatera Selatan, dengan memperkuat produksi di Pagar Alam, tekanan inflasi dapat ditekan dari sisi pasokan," ujarnya, Selasa (18/11/2025).

Bank Indonesia memberikan dukungan kepada para petani di Pagar Alam terhadap peningkatan produktivitas dan kapasitas petani, Bank Indonesia telah memberikan bantuan berupa bibit bawang merah, cultivator, kepada masing-masing poktan serta fasilitasi peningkatan kapasitas petani melalui kegiatan studi pembelajaran ke Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

ADVERTISEMENT

Kolaborasi ini juga menjadi bagian dari strategi pengendalian inflasi yang menitikberatkan pada peningkatan pasokan, sejalan dengan strategi pengendalian inflasi (4K) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Sementara itu, Wakil Wali Kota Pagar Alam Bertha Edhar mengatakan kolaborasi ini telah menghasilkan capaian nyata bagi para petani, sekaligus turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga pangan di daerah.

"Pemerintah Kota Pagar Alam berkomitmen untuk melanjutkan dukungan terhadap pengembangan klaster bawang merah, termasuk perluasan lahan dan penguatan kelembagaan petani," ujarnya.

Menurutnya, Kota Pagar Alam diharapkan tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata pegunungan yang memikat, tetapi juga sebagai salah satu sentra produksi bawang merah di Sumatera Selatan.

"Potensi sumber daya alam yang subur, dukungan pemerintah daerah, dan semangat para petani menjadi modal penting untuk mewujudkan keseimbangan antara sektor pertanian dan pariwisata," ujarnya.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads