Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Sumatera Selatan (Sumsel) memfasilitasi ekspor 32,06 ton paha kodok asal Bumi sriwijaya ke Prancis. Nilai ekspor ini mencapai Rp 5,24 miliar
Kepala Karantina Sumatera Selatan Sri Endah Ekandari mengatakan sebelum paha kodok diekspor ke Prancis. Kata dia, pihaknya terlebih dahulu memastikan kelengkapan dokumen dan kesehatan kodok rawa tersebut.
"Ekspor paha kodok ini mencerminkan komitmen berbagai pihak dalam menjaga kualitas produk dan memperluas akses pasar global," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima detikSumbagsel, Sabtu (2/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Endah, kodok rawa merupakan jenis amfibi yang banyak ditemukan di habitat alami seperti lahan basah dan persawahan. Setelah ditangkap, bagian paha kodok yang memiliki nilai komersial tinggi diolah di fasilitas pengolahan yang telah memenuhi standar keamanan pangan.
"Negara tujuan ekspor, seperti Prancis, memiliki permintaan terhadap produk tersebut untuk konsumsi," katanya.
Dijelaskannya, proses pengolahan dilakukan oleh eksportir yang telah memiliki sertifikasi resmi dan menerapkan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP).
Sistem ini, sambungnya, memastikan bahwa seluruh tahapan produksi mulai dari penerimaan bahan baku, pemrosesan, hingga pengemasan terjaga dari potensi bahaya yang dapat mengancam keamanan pangan.
Endah menyebut, untuk nilai ekonomi komoditasnya pun tak sedikit, mencapai Rp5,24 miliar. Selain itu, pihaknya mendukung penuh upaya pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor.
"Melalui tindakan karantina, kami pastikan setiap produk yang dikirim adalah yang terbaik dan sesuai persyaratan," ujarnya.
Menurut Endah, ekspor paha kodok juga mendorong pemberdayaan masyarakat lokal, terutama para penangkap kodok di pedesaan.
Selama tahun 2023, Karantina Sumsel mencatat ekspor paha kodok sebanyak 17,08 ton. Sedangkan sepanjang tahun 2024 volume ekspornya mencapai 86,4 ton atau meningkat secara signifikan sebesar 405,85%.
"Aktivitas itu menjadi mata pencaharian alternatif, sekaligus mendorong pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan, dengan tetap mengedepankan prinsip konservasi dan keseimbangan ekosistem," katanya.
Kata dia, pihaknya pun berkomitmen akan terus berperan aktif untuk mendorong akselerasi ekspor berbagai komoditas unggulan asal Sumsel.
"Melalui layanan karantina yang cepat, tepat, dan profesional, diharapkan kontribusi sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan Sumatra Selatan terhadap ekspor nasional dapat semakin meningkat," ungkapnya.
(csb/csb)