Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terus berkembang pesat. Saat ini teknologi AI sudah mulai dipergunakan untuk menanggulangi masalah sampah plastik dengan metode mengubahnya menjadi pulsa.
Teknologi AI Konsep Internet of Things (IoT) hadir di Palembang melalui alat Reverse Vending Machine (RVM) milik PT Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).
"Kami mengajak masyarakat untuk pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mendorong masyarakat untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa saat ini produksi sampah kian banyak. Disini kami mengajak masyarakat untuk mengubah sampah menjadi pulsa,"ujar EVP Head of Circle Sumatera Agus Sulistio, dalam peluncuran RVM di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya (Unsri), Selasa (26/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk teknis program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR)dari IOH mengubah sampah menjadi pulsa dengan cara menukarkan sampah plastik dan sampah non-organik lainnya. Sampah yang terkumpul akan dikonversi menjadi pulsa Indosat, memberikan manfaat langsung dan sekaligus membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih.
"Memanfaatkan teknologi ini merupakan Inisiatif untuk mendukung agenda pembangunan berkelanjutan Indonesia, khususnya dalam pilar transformasi ekonomi hijau yang mengedepankan inovasi dan keberlanjutan," ungkapnya.
"Palembang sendiri menjadi kota ke 9 yang memanfaatkan teknologi AI sampah menjadi pulsa," tambahnya.
Cara penggunaan mesin sampah ini yakni mengunduh aplikasi Plasticpay dan daftarkan diri, kemudian kunjungi lokasi RVM terdekat.Setiap kilogram sampah akan dihitung dan dikonversi menjadi pulsa Indosat sesuai ketentuan yang berlaku.
Sampah yang terkumpul kemudian akan diproses oleh mitra daur ulang lokal untuk memastikan pengelolaannya dilakukan secara bertanggung jawab.
Sistem perhitungannya untuk satu botol plastik dihargai 50 poin, dan botol pertama yang ditukar bernilai seribu poin. Poin tersebut lalu ditukarkan berupa pulsa kepada pelanggan.
"Sebelumnya kami juga sudah menggelar kegiatan mengubah sampah jadi pulsa di Universitas Hasanudin. Bahkan disana ingin melanjutkan project ini mengubah sampah jadi bahan bakar," tuturnya.
Peluncuran mesin pengubah sampah menjadi pulsa memang menyasar lokasi ke perguruan tinggi di tanah air. Hal ini untuk mendukung inovasi terkait pengolahan sampah dengan memanfaatkan teknologi AI. Harapan ke depan program sampah jadi pulsa memungkinkan masyarakat berkontribusi aktif dalam pengurangan sampah di Indonesia.
"Kita sangat ingin program sampah jadi pulsa terus meluas ke berbagai kota di seluruh Indonesia untuk menciptakan Indonesia emas,"pungkasnya.
(mud/mud)