Ramai-ramai Peternak Buang Susu Sapi, Kecewa Kuota ke Industri Dibatasi

Regional

Ramai-ramai Peternak Buang Susu Sapi, Kecewa Kuota ke Industri Dibatasi

Firtian Ramadhani - detikSumbagsel
Jumat, 08 Nov 2024 13:01 WIB
susu dibuang di pasuruan
Peternak buang susu. Foto: Tangkapan Layar
Pasuruan -

Peternak sapi di Pasuruan, Jawa Timur, membuang susu hasil panen. Aksi itu dilakukan sebagai protes atas pembatasan kuota pengiriman ke industri, yang biasanya mencapai 100-200 ton menjadi hanya 40 ton. Peternak menduga kuota berkurang karena susu impor.

Dilansir detikJatim, seorang pengepul susu sapi di Pasuruan bernama Bayu Aji Handayanto menjelaskan situasi yang membuat para peternak di sana membuang susu hasil panen mereka. Bayu mengaku selama ini dia menjalin kontrak dengan perusahaan susu di Jakarta. Namun, sejak akhir 2023, mulai ada pembatasan penyerapan susu hasil panennya.

"Saya sendiri dikasih penjadwalan hanya boleh kirim segini. Bulan-bulan kemarin tidak terbatas saya kirim. Sekarang dibatasi, masalahnya kan tidak bisa gitu kalau sapi perah sudah panen kan harus terserap terus," jelas Bayu, Rabu (6/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayu mengaku sebagai peternak kerap memantau tren industri susu, bukan hanya nasional, tetapi juga internasional. Sejauh ini, Bayu menduga kuat bahwa kuota penyerapan hasil panennya berkurang karena adanya impor susu.

"Ketika produk jadi, dan susu kita tidak diterima, sudah pasti itu impor. Tidak mungkin kalau tidak impor," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sebelum ada pembatasan, Bayu mengaku bisa mengirim 100-200 ton susu sebulan. Sedangkan untuk saat ini dia hanya diperbolehkan mengirim 40 ton saja. Pembatasan itu membuatnya terpaksa menolak susu dari peternak. Sebagian peternak memilih membuang susu hasil panen mereka.

"Kalau itu dibatasi saya otomatis menolak susu dari peternak, kan peternak sebagian besar dari masyarakat. Nah kalau saya tolak kan kasihan mereka harus buang-buang susu," jelas Bayu.

Kata Bayu, susu sapi yang dipanen tersebut ditujukan untuk susu ultra-high temperature (UHT) dan pasteurisasi. Susu segar ini hanya tahan selama 48 jam. Karena itu, peternak memutuskan untuk membuangnya jika tidak terserap industri.

Peternak juga tidak membagikan susu tersebut ke masyarakat karena jumlahnya yang besar, mencapai ratusan ton. Menurut Bayu, butuh waktu dan sumber daya yang cukup untuk membagikannya, sementara usia susu terbatas 48 jam saja.

Bayu menambahkan kejadian ini tidak hanya berlangsung di Pasuruan saja, tetapi hampir di seluruh Jawa.

"Kejadian buang-buang susu terjadi di seluruh Jawa. Saya ada videonya lengkap semua, sampai sekarang teman-teman saling berkoordinasi. Namun sampai hari ini tidak ada yang berani speak up. Karena hubungannya dengan program susu gratis digembor-gemborkan terus," tandas Banyu.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads