Elon Musk selalu mencuri perhatian. Salah satunya, ia pernah memecat seorang karyawan Twitter (saat ini bernama X) karena tidak membalas email yang ia kirim.
Dikutip detikFinance, karyawan tersebut bernama Gary Rooney. Tak terima dipecat, Rooney kemudian mengajukan gugatan dan meminta ganti rugi.
Diberitakan The Guardian pada Kamis (15/8/2024), permasalahan tersebut bermula saat Musk mengirimkan email bertajuk 'persimpangan jalan' kepada semua karyawan Twitter. Email tersebut ia kirim beberapa minggu setelah mengakuisisi media sosial tersebut pada 2022.
Melalui email tersebut, Musk meminta komitmen para karyawan untuk bekerja sangat keras (extremely hardcore). Sebagai bentuk persetujuan, karyawan diminta untuk meng-klik tautan tombol 'iya'.
"Ke depannya, untuk membangun terobosan Twitter 2.0 dan meraih sukses di dunia yang semakin kompetitif, kita harus bekerja sangat keras (extremely hardcore). Ini berarti kita harus bekerja selama berjam-jam dengan intensitas tinggi. Hanya kinerja luar biasa yang bisa terus bekerja," tulis Musk dalam email tersebut.
"Jika Anda yakin ingin menjadi bagian dari Twitter baru, silakan klik ya pada tautan di bawah ini," sambung orang terkaya di dunia itu.
Ia menambahkan bagi karyawan yang tidak meng-klik tombol tersebut akan dipecat, dan diberi pesangon sebesar tiga bulan gaji. Saat itu Rooney yang bekerja sebagai Direktur Divisi Pendapatan di kantor pusat Twitter di Eropa, tidak meng-klik tombol yang diminta.
Sehingga tiga hari setelahnya, Rooney menerima email lain dari perusahaan. Ia diminta mengakui keputusannya menerima tawaran pengunduran diri sukarela.
Untuk diketahui, Rooney sudah bekerja di perusahaan tersebut sejak 2013. Ia dianggap telah mengundurkan diri pada 18 November 2022 karena tidak meng-klik tombol tersebut, dan aksesnya ke sistem Twitter telah dinonaktifkan.
Sepekan kemudian, Rooney mengirim email balasan ke Twitter dan mengatakan dirinya tidak pernah mengajukan pengunduran diri. Ia juga mengaku tidak pernah menerima surat pemutusan kerja resmi dari perusahaan, sehingga ia menolak PHK berkedok pengunduran diri secara sukarela itu.
"Saya tidak pernah memberi tahu Twitter bahwa saya akan mengundurkan diri dari posisi saya. Saya juga tidak melihat adanya (surat) perjanjian pemisahan (PHK) apalagi menerimanya," tulisnya dalam email tersebut.
Rooney kemudian mengajukan gugatan ke Komisi Hubungan Kerja (Workplace Relations Commission/WRC) Irlandia, tempat kantor Twitter di Eropa itu berada. Ia meminta sejumlah uang sebagai bentuk kompensasi atas kerugian yang dialaminya karena pemecatan itu.
Di persidangan, Twitter mengklaim kegagalan Rooney untuk mengklik "iya" dalam menanggapi email tersebut, mengindikasikan telah mengundurkan diri secara sukarela. Namun klaim ini dipatahkan Rooney.
Rooney mengatakan reaksi pertamanya terhadap email yang dikirim Musk adalah ketidakpercayaan. Ia menjelaskan saat pertama kali menerima email itu, ia merasa takut untuk meng-klik tombol 'iya' dan membuka tautan yang diberikan karena ada spam atau malware.
Lewat persidangan itu, pengadilan memenangkan tuntutan Rooney. Twitter diminta membayar uang ganti rugi atas pemecatan tidak adil sebesar 550.131 Euro atau setara dengan Rp 9,5 miliar (kurs Rp 17.280 per Euro).
Angka tersebut terdiri dari remunerasi (peluang dapat gaji) Rooney yang hilang sebesar 350.131 Euro dari Januari 2023 hingga Mei 2024, dan perkiraan remunerasi di masa depan yang hilang sebesar 200.000 Euro.
Artikel ini sebelumnya telah tayang di detikFinance dengan judul RW Dipecat Elon Musk Gegara Tak Balas Email, Pria Ini Minta Ganti Rugi Rp 9,5 M.
Simak Video "Video: X Milik Elon Musk Gugat Pemerintah India soal Aturan Sensor"
(sun/mud)