Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat tingkat deflasi secara bulanan di Sumsel pada Juli 2024 sebesar 0,295 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,11.
Kepala BPS Sumsel M Wahyu Yulianto mengatakan kondisi deflasi Sumsel lebih tinggi dari tingkat nasional, atau sebesar 0,18%. Sementara secara tahunan atau year on year (yoy) terjadi inflasi sebesar 1,87%, sedangkan tingkat inflasi year to date sebesar 0,35%.
"Pada Juli 2024 terjadi deflasi sebesar 0,18% secara bulanan," ujarnya, Sabtu (3/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari total 425 komoditas yang diamati perkembangan harganya, terdapat 147 komoditas yang mengalami kenaikan harga, 183 relatif stabil dan 93 komoditas yang mengalami penurunan harga," lanjut Wahyu.
Ia menyebut, berdasarkan 11 kelompok pengeluaran yang ada, ada dua kelompok yang menjadi penyumbang deflasi tertinggi, yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau.
"Untuk tembakau 0,52% dan kelompok perumahan listrik, air dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01%," ujarnya.
Sedangkan, untuk kelompok pendorong inflasi atau kenaikan harga di Sumsel berasal dari kelompok olahraga, budaya dan rekreasi. Namun kondisi di masing - masing Kabupaten/Kota IHK Sumsel, secara month to month (mtm) mengalami deflasi.
Pada Juli 2024, kata dia, seluruh daerah di Sumsel kompak mengalami penurunan harga dibandingkan bulan sebelumnya, khususnya di bidang hortikultura. Sementara penyumbang inflasi yakni baiknya harga emas secara global dan masuknya tahun ajaran baru.
"Upaya konsistensi pengendalian inflasi oleh pemerintah di Provinsi dan Kabupaten/Kota juga berdampak terhadap kestabilan beberapa harga komoditas," pungkasnya.
(dai/dai)