Zenius, sebuah platform edutech Indonesia mengumumkan akan tutup sementara. Keputusan ini pun mengundang beragam reaksi dari masyarakat, khususnya para pelajar dan orang tua yang selama ini terbantu dalam hal pembelajaran dengan adanya Zenius.
Mengutip detikInet, CEO Zenius Sabda PS mengungkapkan bahwa pihaknya mengambil keputusan ini karena adanya tantangan operasional. Dia pun menyampaikan permintaan maaf dan penyesalan atas ketidaknyamanan yang dialami pengguna Zenius di seluruh Indonesia.
"Kami meminta maaf dan berterima kasih kepada para pengguna dan mitra atas kepercayaan yang telah diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para pengguna, yang telah menjadi pilar penting dalam perjalanan kami sejak 2004. Dukungan dan kepercayaan mereka adalah hal yang tak ternilai bagi kami. Terima kasih telah menjadi bagian dari Zenius di 20 tahun terakhir," ungkap Sabda dalam pernyataan resmi, dikutip Kamis (4/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profil Zenius
Zenius Education atau PT Zona Edukasi Nusantara adalah perusahaan asal Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan berbasis teknologi. Dikutip dari Pusat Ensiklopedia Stekom, Zenius merupakan platform yang menyediakan layanan akses pendidikan dalam format video berbahasa Indonesia dan disajikan secara online, baik melalui website maupun aplikasi.
Tercatat hingga Desember 2021, Zenius memiliki 20 juta pengguna. Pada Juli 2020, Zenius melakukan rebranding dengan mengganti logo visual dan tagline sebagai penanda evolusi platform ini dalam menghadirkan masa depan pendidikan bagi masyarakat Indonesia. Zenius pun diketahui tumbuh lebih dari 70% pada semester II-2020 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Zenius mengklaim hadir sebagai bentuk revolusi pendidikan di Indonesia dengan mengedepankan cara berpikir kritis, rasional, dan terintegrasi. Zenius memiliki cita-cita untuk mencetak generasi Indonesia yang memahami ilmu pengetahuan dan cinta belajar, bukan sekadar menjadi penghafal.
Dalam layanannya, Zenius menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk memberikan fitur pembelajaran adaptif. Adapun teknologi AI ini digunakan Zenius pada dua fitur, yaktu ZenCore dan ZenBot.
Sejarah Berdirinya Zenius
Zenius didirikan pada 2004 atau 20 tahun silam oleh Sabda PS, Wisnu Subekti, dan Medy Suharta. Pada mulanya, Zenius didirikan sebagai bimbingan belajar offline. Kemudian mereka mulai meluncurkan materi pembelajaran dalam bentuk CD pada 2005. Materi pembelajaran itu difokuskan untuk persiapan masuk SPMB bagi siswa SMA.
Kemudian pada tahun 2007, Zenius Education resmi berdiri dan memiliki badan hukum sebagai perusahaan perseroan terbatas. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 2010, Zenius meluncurkan situs pembelajaran yang pertama di Indonesia, yakni zenius.net.
Mulai Juli 2019, semua materi dan fitur pembelajaran yang disediakan di website Zenius itu sudah bisa diakses melalui aplikasi bernama Zenius App. Aplikasi dan situs ini pun semakin banyak digunakan pada masa pandemi 2020 mengingat kegiatan belajar-mengajar tatap muka ditiadakan.
Dalam rangka pandemi pula, Zenius sempat menggratiskan lebih dari 80 ribu video materi pembelajaran. Hingga saat ini, Zenius memiliki lebih dari 100 ribu konten materi pelajaran yang dapat diakses.
Sosok Co-founder dan CEO Zenius
Zenius awalnya didirikan oleh tiga orang, yakni Sabda PS, Wisnu Subekti, dan Medy Suharta. Sabda PS sendiri menjabat sebagai CEO Zenius saat ini. Berikut profil pendiri dan CEO Zenius.
Dikutip dari Pusat Ensiklopedia Stekom, Sabda Putra Subekti atau Sabda PS memiliki latar belakang sebagai tutor mata pelajaran. Beberapa mata pelajaran yang diampunya antara lain matematika, fisika, ekonomi, dan bahasa Inggris.
Sabda merupakan alumni SMPN 115 Jakarta dan SMAN 8 Jakarta. Dia melanjutkan studi ke Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Informatika. Dia juga mengambil kuliah daring Jurusan Matematika dan Filsafat di Universitas London serta Jurusan Antropologi di Universitas Oxford.
Sabda memiliki keresahan akan pendidikan Indonesia dari pengalaman teman-temannya yang mengikuti tes S2. Dia melakukan riset dan menemukan bahwa kualitas pendidikan Indonesia hanya menekankan pada hafalan pengetahuan, bukan pola pikir. Dan itu menjadi masalah ketika bersaing dengan pelajar dari negara lain.
Sebelum mendirikan Zenius bersama Wisnu dan Medy, Sabda sempat membuat platform edukasi berbasis cloud bernama Agora. Platform ini ditujukan untuk training karyawan.
Itulah sekilas profil mengenai Zenius dan salah satu cofounder Zenius. Semoga informasi ini bermanfaat.
(des/des)