BPS Sebut Biaya Hidup Pengaruhi Inflasi di Sumsel

Sumatera Selatan

BPS Sebut Biaya Hidup Pengaruhi Inflasi di Sumsel

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Rabu, 03 Jan 2024 10:01 WIB
Kepala BPS Sumsel Mohammad Wahyu Yulianto.
Foto: Kepala BPS Sumsel Mohammad Wahyu Yulianto.(Welly Jasrial Tanjung)
Palembang -

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel) menyebut biaya hidup memengaruhi inflasi. Biaya hidup masyarakat yang meningkat sepanjang tahun lalu yakni di sektor pangan.

BPS mencatat inflasi year on year (YOY) di Sumsel Desember 2023 sebesar 3,17 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,48. Sedangkan di Palembang terjadi sebesar 3,22 persen dengan IHK sebesar 116,53, dan untuk Kota Lubuk Linggau sebesar 2,61 persen dengan IHK sebesar 115,97.

Kepala BPS Sumsel Mohammad Wahyu Yulianto mengatakan, inflasi terjadi karena dipengaruhi oleh biaya hidup masyarakat yang meningkat sepanjang tahun kemarin terhadap sektor pangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini harga beras masih terbilang mahal Rp 12 ribu perkilogram. Selain beras inflasi terjadi karena tingginya nilai konsumsi," ungkapnya, Selasa (2/1/2024).

Sementara biaya hidup pada sektor pangan mendominasi sebesar 33 persen, dan 62 persen non pangan. Untuk inflasi YOY paling tinggi terjadi di wilayah perkotaan seperti Kota Palembang dan Lubuk Linggau.

ADVERTISEMENT

"Di Palembang inflasi terjadi sebesar 3,22 persen dengan IHK sebesar 116,53, dan untuk Kota Lubuk Linggau sebesar 2,61 persen dengan IHK sebesar 115,97," ujarnya.

Pada Desember 2023, inflasi di Sumsel ditutup rendah di angka 0,15 persen. Namun, dikhawatirkan kondisi ini dapat menjadi pemicu atau dorongan nilai inflasi akan tinggi di periode berikutnya. Mengingat, adanya momen pemilu.

"Untuk itu kami meminta kepada pemerintah daerah agar melakukan pemetaan di daerah masing-masing, karena mengingat tingkat konsumsi makanan masyarakat lebih banyak, harus diantisipasi dengan ketersediaan barang," ujarnya.

"Karena kalau uang banyak, tetapi barangnya sedikit otomatis akan ada peningkatan, hukum ekonominya kan begitu, mudah-mudahan bisa terjaga inflasi tahun 2024," sambungnya.

Yulianto juga meminta tim pengendalian inflasi untuk mempetakan di tahun 2024 sejak Januari. Ia meminta pemerintah tidak lengah, hanya mengantisipasi Natal dan tahun baru, tetapi Januari tidak diantisipasi.

"Makanya program pemerintah seperti operasi pasar dan pasar murah tetap dilakukan pada beberapa bulan ke depan untuk mengantisipasi terjadinya inflasi,"katanya.




(csb/csb)


Hide Ads