Tol Trans Sumatera masih dalam pembangunan. Namun, mengingat masa pemerintahan Presiden Joko Widodo tinggal setahun lagi, muncul pertanyaan bagaimana nasib proyek ini.
Dikutip dari detikFinance, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna menegaskan bahwa proyek ini dibangun karena memang dibutuhkan. Sehingga menurut dia harus dilanjutkan.
"Kalau menurut saya itu untuk kepentingan masyarakat, kepentingan ekonomi, mestinya akan dilanjutkan," kata Herry dilansir detikFinance, Sabtu (11/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditemui di kantornya pada Senin (6/11) lalu, Herry menjelaskan bahwa manfaat yang akan terasa dari proyek ini adalah mempersingkat waktu tempuh. Keuntungan yang sama juga sudah dirasakan dengan adanya Tol Trans Jawa.
Lebih singkatnya waktu tempuh ini akan berdampak positif bagi ekonomi. Herry mencontohkan, misalnya pengiriman komoditas makanan akan lebih mudah dan menghindari kerusakan pada bahan makanan akibat lamanya waktu tempuh.
Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ini, lanjut dia, dibagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama akan berlangsung hingga 2024 dan saat ini terus dikebut oleh pemerintah.
"JTTS ini kan proses. Ya yang sudah dimulai bagus, ya tentu harus terus dilanjutkan. Di dalam Perpres memang disebutkan sampai 2024 ini kita mulai sampai Jambi. Nah ini lagi kita proses dari Betung ke Jambi. Nah tentu habis ini kita lanjutkan lagi dari Betung dan seterusnya," paparnya.
Hingga saat ini, Tol Trans Sumatera yang sudah selesai dibangun dan mulai dioperasikan sepanjang 928 kilometer. Menurut data PT Hutama Karya (Persero) yang ditugaskan membangun JTTS ini, tol yang sudah beroperasi yakni Medan-Binjai, Pekanbaru-Dumai, Palembang-Indralaya, Terbangi Besar-Kayu Agung, Bakauheni-Terbangi Besar, dan Taba Penanjung-Bengkulu.
Sementara itu yang masih tahap pembangunan atau yang belum beroperasi antara lain Binjai-Langsa (58 km), Tol Sigli-Banda Aceh (74 km), Kisaran-Indrapura, Kuala Tanjung-TB Tinggi Siantar (93 km), Pekanbaru-Koto Kampar (64 km), Sicincin-Padang (37 km), dan Simpang Indralaya-Muara Enim (65 km).
(des/des)