Pempek Minah merupakan salah satu usaha rumahan makanan khas Palembang yang cukup terkenal di Kampung Pempek Palembang atau Tanggo Rajo Cindo. Pempek Minah ini sudah ada sejak 2003, dan hingga kini sudah banyak didatangi artis ibu kota hingga YouTuber ternama.
Berdasarkan pantauan detikSumbagsel di lokasi, kesibukan tergambar jelas di kedai sekaligus pabrik pempek tersebut. Ketelatenan para pegawai saat membuat adonan pempek dan merebusnya membuat mata takjub. Jemari tangan mereka membentuk pempek-pempek itu cukup cepat.
Pemilik usaha Pempek Minah, Aminah, mengaku dalam satu harinya mampu memproduksi puluhan ribu pempek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah membangun usaha ini sejak 2003. Dulu dirintis dari nol, dulu hanya dapur rumahan biasa. Sejak 2020 kita pindah ke sini. Sejak itu usaha kami makin berkembang," kata Aminah, Kamis (27/11/2025).
Pempek Minah di Kampung Pempek Palembang saat ramai pembeli. Foto: Mutiara Helia Praditha |
Sama seperti usaha lain pada umumnya, Aminah juga mengalami pasang surut dalam menjalankan bisnis tersebut. Dia menyebut lonjakan permintaan terjadi pada 2020 hingga kini, dipicu peningkatan eksposur dan pengelolaan produksi yang lebih besar. Alhasil, usaha ini berkembang dengan cara mempertahankan kualitas pempek yang dibuat secara fresh setiap hari.
Aminah mengungkap bahwa Pempek Minah sebenarnya sudah dikenal sejak 2010-2011, namun saat itu media sosial belum dimanfaatkan secara maksimal. Kondisi sempat menurun ketika pandemi, sebelum akhirnya bangkit kembali pada 2020 setelah memenangkan Program Kampung Kreatif dan kembali viral sehingga mengangkat nama UMKM setempat.
Kampung kreatif tempat usaha ini lantas dikenal sebagai Kampung Pempek Palembang karena banyaknya pelaku usaha pempek yang berkembang di kawasan tersebut.
Saat ini, kata Aminah, Pempek Minah memproduksi sekitar 30.000 hingga 40.000 pempek per hari, dengan omset cukup besar, meski sifatnya fluktuatif. Produk mereka pun telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia menggunakan layanan ekspedisi.
Untuk ke luar negeri, pengiriman hanya dapat dilakukan ketika ada pesanan pribadi, seperti pesanan dari Malaysia atau Singapura. Dia menyebut pengiriman resmi melalui ekspedisi khusus belum tersedia.
"Untuk luar kota bisa divakum, tahan dua hari suhu ruang, kalau freezer bisa sampai dua hingga tiga minggu," jelas Aminah.
Di balik ramainya permintaan, Aminah tak menutup mata bahwa antrean panjang sering menjadi keluhan pelanggan. Menurutnya, hal itu terjadi bukan karena pelayanan lambat, tetapi karena seluruh pempek diproses fresh dan langsung habis begitu matang.
Karyawan Pempek Minah Palembang saat membuat aneka jenis pempek. Foto: Mutiara Helia Praditha |
Untuk mengurangi antrean, kini Pempek Minah membagi dua titik pemesanan, yakni area depan untuk makan di tempat atau bungkus, dan area belakang untuk pemesanan online, pesanan banyak, atau produk vakum.
Aminah juga menjelaskan bahwa pempek buatannya menggunakan ikan kakap yang didatangkan dari Jawa, sementara seluruh proses pengolahan dilakukan di Palembang, mulai dari pembersihan hingga pemfiletan untuk menjaga kualitas bahan baku.
Dia menyebut fluktuasi harga bahan baku ikan, terutama saat musim angin cukup berdampak pada biaya produksi dan harga jual.
"Ikan kakap itu sebenarnya dari jauh, tapi pengolahan di Palembang. Sudah dipilih, sudah bersih. Kalau musim angin, ikan susah didapat. Itu berdampak ke produksi kita," tambahnya.













































