Unsri Periksa 15 Mahasiswa Senior Terkait Maba Cium Teman

Sumatera Selatan

Unsri Periksa 15 Mahasiswa Senior Terkait Maba Cium Teman

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Rabu, 24 Sep 2025 07:00 WIB
Unsri menggelar konferensi pers terkait kakak tingkat suruh maba cium teman
Unsri menggelar konferensi pers terkait kakak tingkat suruh maba cium teman (Foto: Welly Jasrial Tanjung/detikcom)
Palembang -

Sebanyak 15 mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) yang menyuruh mahasiswa baru (maba) mencium temannya diperiksa oleh pihak fakultas. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pelanggaran yang dilakukan oleh para kakak tingkat dari Prodi Teknologi Pertanian ini.

Sekretaris Unsri Prof Aidil Fitri mengatakan proses klarifikasi ini mengambil langkah-langkah dengan memanggil pihak Himateta, ketua angkatan, dan ketua pelaksana untuk mengklarifikasi pelaksana kegiatan tersebut.

"Saat ini kami sudah memeriksa 15 orang kakak tingkat. Ke 15 orang inilah yang menyebabkan kejadian ini terjadi. Kita akan berkoordinasi dengan Satgas untuk mengambil keputusan yang bijak terkait kejadian ini," katanya, Selasa (23/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika nantinya ditemukan hal-hal yang melanggar mungkin ada status pelanggaran berat maka universitas tidak segan - segan menjatuhkan sanksi akademik kepada pelaku," sambungnya.

Sebagai langkah awal, kata dia, pihak kampus sudah membekukan Himateta selama satu tahun ke depan. Hal ini dilakukan karena ditemukannya pelanggaran yang cukup berat sehingga perlu dievaluasi selama satu tahun ke depan.

ADVERTISEMENT

Unsri juga mulai mengevaluasi seluruh prosedur perizinan kegiatan mahasiswa. Pihak kampus berencana memperketat pendampingan serta memberikan edukasi bagi organisasi kemahasiswaan agar setiap kegiatan tetap berlandaskan nilai edukasi, kesetaraan, dan tanggung jawab.

"Unsri berkomitmen menciptakan lingkungan edukasi yang sehat, bebas dari kekerasan, dan tetap menjadi ruang aman bagi seluruh civitas akademika," jelasnya.

Aidil turut membantah anggapan bahwa aksi ciuman tersebut merupakan perpeloncoan. Menurutnya, perpeloncoan adalah bentuk perundungan individu, sedangkan kejadian itu spontanitas kakak tingkat.

"Apa yang menurut mahasiswa wajar, menjadi tidak wajar ketika dilihat orang banyak. Hal ini tidak disadari generasi Z," katanya.

"Hasil investigasi sementara akan dilaporkan ke rektor. Keputusan akhir mengenai sanksi tambahan terhadap pelaku akan diambil setelah tim menyelesaikan pemeriksaan secara menyeluruh," lanjutnya.




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads