Pemkab Bungo Bikin Aplikasi Guru Online, Bakal Diterapkan Tahun Depan

Jambi

Pemkab Bungo Bikin Aplikasi Guru Online, Bakal Diterapkan Tahun Depan

Ferdi Al Munanda - detikSumbagsel
Kamis, 28 Agu 2025 06:00 WIB
Pj Sekda Bungo saat diwawancarai awak media soal program aplikasi guru online
Foto: Pj Sekda Bungo saat diwawancarai awak media soal program aplikasi guru online (Ferdi Al Munanda)
Bungo -

Pemerintah Kabupaten Bungo, Jambi tengah berupaya melakukan terobosan baru dengan cara program guru online. Cara ini dilakukan demi menjawab kebutuhan tenaga pendidik ditingkat sekolah-sekolah.

"Nanti kita buat program guru online ini dengan sistem berbasis digital. Ini layanan transportasi daring seperti kayak pesan Gojek atau ojek online gitulah ya, tujuannya buat bisa membantu kebutuhan tenaga pendidik di sekolah ya," kata Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bungo, Donny Iskandar, Rabu (26/8/2025).

Wacana sistem pendidikan digital yakni guru online itu akan dilaksanakan pada awal 2026 mendatang. Sistem ini sudah mulai dikembangkan hingga akhirnya bisa dimulai di awal tahun depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya guru online ini dilakukan kata Donny juga bentuk dengan konsep pendidikan yang setara. Upaya guru online ini juga bertujuan agar pihak sekolah manapun baik swasta maupun negeri bisa mendapatkan program pendidikan yang maksimal pastinya.

"Jadi ini bentuk terobosan baru yang akan kita terapkan ya. Semua teknis sudah dalam pengembangan dan peningkatan sehingga nanti setelah akan dilaksanakan semua sudah berjalan maksimal," ujar Donny.

ADVERTISEMENT

"Ini juga bagus ya pastinya, karena dengan adanya program guru online itu siapapun sekolah yang merasa kekurangan guru bisa berdampak baik tentunya. Pun juga ini bentuk kesetaraan pendidikan, dengan ada guru online semua sekolah sama, jadi tidak ada lagi kesenjangan pendidikan antar sekolah," lanjut dia.

Donny juga menegaskan sistem guru online ini pastinya dibuat agar tidak lagi satu guru terikat di satu sekolah. Program guru online ini juga bisa mengajar secara bergiliran di berbagai sekolah tentunya pula dengan jarak radius yang sudah ditentukan.

"Sekarang ini semua program ini sedang kita maksimalkan betul ya, karena kita juga terkendala jaringan sinyal juga di desa-desa. Maka dari itu untuk sementara waktu, sistem guru online ini sistemnya bertahap, tahap pertama di dalam kota, lalu tahap selanjutnya baru ke tingkat desa terjauh akan kita coba. Yang pasti tujuannya baik demi kesetaraan pendidikan sekolah dan menyiasati kekurangan tenaga pendidik juga di Bungo," jelasnya.

Donny juga menjelaskan, bahwa ide program tersebut muncul selain menjawab persoalan kekurangan tenaga pengajar yang kini mencapai 1.200 orang. Termasuk meningkatkan produktivitas guru juga salah satu tujuannya.

"Saya minta sistem pendidikan tidak lagi berbasis sekolah. Guru bisa bebas mengambil order mengajar dari sekolah mana pun," katanya.

Adapun, konsep itu seperti seorang guru bisa mengajar di SD A hari ini, lalu pindah ke SD B esok harinya. Pergantian itu tidak akan menimbulkan benturan jadwal karena sistem digital akan mengatur pembagian waktu. Kurikulumnya tetap sama, sehingga tidak ada kesenjangan pembelajaran antar sekolah.

Ia menyampaikan, ada tiga target utama dari sistem tersebut. Yakni meningkatkan produktivitas guru melalui fleksibilitas jam mengajar, menghapus stigma sekolah favorit, karena kualitas pendidikan akan merata di seluruh sekolah, dan mendukung penurunan angka stunting dengan memberi ruang bagi guru-guru muda yang sebagian besar memiliki anak kecil untuk bekerja tanpa harus meninggalkan keluarga terlalu lama.

Selain itu, pemerintah juga berupaya menyiapkan fitur penilaian guru secara daring. Murid dapat memberi bintang atas kualitas pengajaran. Guru dengan rating tertinggi nantinya bisa menjadi rujukan utama.

"Kalau sistem ini berhasil, mungkin bisa kita patenkan dan ajukan ke provinsi," kata Bupati.

Saat ini, sebutnya, tim Dinas Pendidikan bersama tenaga IT Bungo sedang menyusun proses bisnis dalam bentuk flow diagram. Tahap awal, sistem akan diuji coba di satu sekolah terlebih dahulu sebelum diterapkan lebih luas.

Adapun, konsep tersebut tidak dibatasi pada jenjang tertentu. Baik SD, SMP, maupun SMA dapat menggunakan sistem yang sama. "Ini bukan soal grade, tapi soal sistem pendidikan di era digital," ujarnya.

Ia berharap program tersebut bisa menjadi jembatan transisi antara generasi milenial dan generasi Z. Menurutnya, generasi Z sudah sangat akrab dengan teknologi, sementara generasi milenial masih dalam tahap adaptasi.

"Mudah-mudahan Bungo bisa jadi pionir. The one and only di Indonesia," tutupnya.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads