Tim SAR Gabungan masih mencari delapan anak buah kapal (ABK) KM Osela yang hilang usia pecah dihantam ombak di perairan Bangka Tengah (Bateng). Pencarian diperluas hingga Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka dengan menerjunkan heli.
"Iya pencarian hari kedua kita perluas, tim SAR gabungan sebagian bergeser ke Belinyu," jelas Kepala Basarnas Bangka Belitung (Babel) I Made Oka Astawa kepada detikSumbagsel, Selasa (19/8/2025).
Sebanyak 89 personel SAR diterjunkan selama proses pencarian 8 ABK KM Osela yang pecah usai dihantam ombak, pada Jumat (15/8) pukul 04.00 WIB. Tim mendapatkan tambahan armada untuk memaksimalkan pencarian, termasuk helikopter Polda Babel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang diterjunkan di antaranya kapal Bakamla, Polairud, Basarnas termasuk helikopter Polda Bangka Belitung dalam proses pencarian. Kita juga berkoordinasi dengan Pos SAR Lingga, Basarnas Tanjung Pinang," terangnya.
Oka menjelaskan, hari kedua tim akan melakukan pencarian dengan metode search patern secara visual dan coverage pencarian di 2600 Nautikal mile per segi. Kata dia, kendalanya yakni proses pelaporan yang disebut telah lewat 3 hari hingga kemungkinan ditemukan kecil.
"Laporan diterima lebih dari 3 hari sehingga hanyutan dari korban cukup jauh dan luas," katanya.
KM Osela Tenggelam Dihantam Ombak
Diketahui sebelumnya, KM Osela mengangkut sembila orang termasuk nakhoda bernama Hamzah (41) yang berhasil selamat usai tersangkut bagan ikan nelayan. Hamzah sempat terombang ambing selama tiga hari di laut lepas.
Hamzah ditemukan pada Senin (18/8/2025), oleh nelayan bernama Afen. Ia kemudian melaporkan peristiwa itu ke Basarnas Babel dan meminta bantuan SAR. mereka berangkat dari Pelabuahan Perikanan Tanjung Pandan, Belitung, pada Kamis (14/8). Tujuannya mencari ikan di perairan Karang Mardalena, Pulau Gelasa, Bangka Tengah (Bateng).
"Pada Jumat (15/8) pukul 04.00 WIB, kapal pecah saat menghadapi cuaca buruk dan langsung tenggelam di perairan Mardalena, sebelah utara Pulau Gelasa," kata Oka.
Panik, ABK berusaha menyelamatkan diri masing-masing menggunakan peralatan apung seadanya yang tersisa di Kapal. Selang 3 hari, kapten HAM ditemukan oleh nelayan yang melintas.
"Informasi yang kita terima, sebelum kapal tenggelam 3 orang menggunakan alat apung seadannya dan 6 orang lainnya menggunakan box fiber," terangnya.
(csb/csb)