Kemeriahan Swarna Songket Nusantara 2025 yang digelar di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), Jumat (1/8/2025) malam diikuti seluruh kepala di Sumatera Selatan. Selain 17 bupati/wali kota, Gubernur Sumsel Herman Deru dan Feby Deru juga tampil.
Dia mengenakan songket merah bermotif Bunga Cina Kembang Jatuh rancangan Poppy Dharsono. Busana tersebut menunjukkan perpaduan kuat antara kekayaan budaya lokal dan gaya modern.
Sedangkan Feby Deru yang juga Ketua Dekranasda Sumsel, juga tampil elegan dengan balutan busana motif Lepus Merante hasil karya desainer Mel Ahyar yang mencerminkan kehalusan tenun tradisional Palembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penampilan pasangan ini menjadi magnet di malam pembukaan Swarna Songket Nusantara yang diselenggarakan Dekranas Pusat, Dekranasda Sumsel, dan Kota Palembang.
"Ajang ini menjadi bukti komitmen Sumsel dalam memperkuat eksistensi kain songket sebagai identitas budaya dan potensi ekonomi kreatif," ujar Deru.
Menurutnya, songket sudah diperda-kan menjadi warisan tak berbenda yang harus dilestarikan hingga ke tempat-tempat umum.
"Jadi kalau ada yang datang ke Sumsel akan banyak melihat ornamen-ornamen songket di bangunan-bangunan umum," katanya.
Sederet kepala daerah dari seluruh Sumsel juga menampilkan keindahan kain tradisional dari daerah mereka masing-masing. Wali Kota Palembang Ratu Dewa mengenakan motif Limar, Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad dengan songket motif Tabur, dan Bupati Muba motif gambo, Bupati OKU Tinur Lanosin dan istri (OKU Timur) memamerkan songket motif Cukit, dan Bupati OKU Teddy Meilwansyah memilih motif kangkung.
Ketua Umum Dekranas Selvi Ananda Gibran juga hadir menyaksikan kemegahan pagelaran dan memberikan dukungan terhadap promosi songket sebagai warisan budaya Indonesia.
Pagelaran dibuka oleh koleksi para desainer seperti Ilham Bahari dan Siung-Siung yang menampilkan desain inovatif dengan sentuhan wastra tradisional.
Swarna Songket Nusantara akan digelar hingga 5 Agustus 2025, dengan berbagai kegiatan seperti pameran kain, pertunjukan seni, dan pelatihan pewarnaan alami untuk generasi muda.
"Momentum ini menjadi tonggak penting bagi Sumsel untuk membawa songket ke ranah global, membuktikan bahwa warisan budaya dapat tetap relevan dan bersaing di tengah arus modernisasi," tukasnya.
(dai/dai)