Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq melakukan kunjungan kerja untuk melihat kondisi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Jambi. Hanif menyebut bahwa Jambi berhasil atasi karhutla dari tahun ke tahun dengan memiliki tren positif dibanding provinsi lain.
"Kejadian karhutla dari tahun 2015-2019 saya rasa menjadi pelajaran berarti bagi Jambi. Terbukti dengan berbagai keseriusan dan kerja masif yang dijalani, Jambi saya rasa sangat berhasil mengatasi karhutla dan ini mesti pula Provinsi lain belajar dari Jambi," kata Hanif, Kamis (31/7/2025).
Rapat Koordinasi (Rakor) Karhutla Provinsi Jambi Tahun 2025 ini digelar pada Rabu (30/7) di Aula Rumdis Gubernur. Kegiatan Rakor, juga dihadiri Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto serta Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati serta diikuti oleh berbagai pihak baik, BMKG, BPBD, BNPB, Dinas Kehutanan, Lingkungan Hidup, terutama pihak dari Bupati dan Wakil Bupati dari daerah yang rentan terjadi karhutla.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanif menyebut dirinya telah meninjau lahan di Jambi Lewat patroli udara bersama Kepala BNPB dan Kepala BMKG serta Gubernur Jambi. Dia melihat langsung bahwa tidak ada titik api lagi yang terjadi di Jambi.
"Kondisi terakhir di Jambi setelah memantau melalui helikopter bersama Gubernur Jambi tentu kami sedikit bangga, tetapi tetap hati-hati karena tadi BMKG mengingatkan kita dalam 10 sampai 20 hari ke depan masih ada potensi kering. Namun hari ini kami keliling bahwa Jambi sudah hampir tidak ada titik panas," ujar Hanif.
Hanif mengaku langkah baik dalam penanganan karhutla ini tentu tidak terlepas dari keseriusan kepala daerahnya. Dia menyebut langkah tegas dan terukur yang dilakukan dari semua stakeholder tentu berhasil atasi karhutla salah satunya daerah Jambi yang paling minim soal karhutla.
"Tadi Ibu BMKG mengingatkan mungkin ada satu titik api, tapi belum confidence. Tapi yang jelas saat kita lihat tidak ada lagi titik api, ini upaya serius Bapak Gubernur, Pak Danrem, Pak Kapolda tentu harus kita apresiasi," sebutnya.
Hanif menyampaikan dalam hasil pencermatan dan dari perhitungan pihak KLH, Jambi sudah berhasil atasi karhutla dalam setiap tahunnya. Sejauh ini dalam data yang KLH miliki,
luas karhutla sampai saat ini se-Indonesia mencapai hampir 5 ribu hektar dan Jambi sekitar 440-an hektar yang hampir 10% kontribusi luas kebakaran hutan dan lahan.
"Ini kalau dibandingkan tahun tahun lalu, trend luas kebakaran lahan dan hutan di Jambi terus saja turun. Saya rasa upaya-upaya masif sebenarnya telah menjadi legasi dari teman-teman Provinsi Jambi," sebutnya.
Ada 3 hal utama yang telah dilakukan dan sampai hari ini tetap dilakukan oleh Provinsi Jambi dalam atasi karhutla. Hal pertama adalah early warning system, yang disusun oleh Gubernur dan Kapolda waktu itu yang sampai sekarang masih berjalan. Kemudian penaatan tinggi muka air tanah yang dilaksanakan oleh teman-teman Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup provinsi maupun kabupaten/kota.
Kemudian yang terakhir adalah penempatan posko-posko, tadi disebutkan hampir ada 60-an lebih posko diseluruh Jambi di dalam penanggulangan areal-areal kritis.
"Inilah yang terus berlangsung. Ini 3 hal yang belum saya rasa dimiliki oleh semua provinsi," jelasnya.
Tidak hanya soal keberhasilan, Hanif juga menekankan soal penindakan. Bagi dia, jika penindakan tegas dilakukan maka karhutla pun bisa ditekan pula.
"Maka kami ingin bapak Kapolda melakukan pendalaman lebih lagi untuk penanganan tindak pidana dari kejadian kemungkinan disengajanya karhutla tersebut. Sekarang ini kami akan menerapkan prinsip dari tanggung jawab mutlak kepada seluruh pemegang konsesi di Provinsi Jambi sebagaimana provinsi-provinsi yang lain. Ini penting," tegas Hanif.
"Sehingga kepadanya akan kami kenakan persengketaan lingkungan hidup, sehingga kepadanya akan kami kenakan biaya pemulihan dan kerugian lingkungan," lanjutnya.
Sementara itu, Gubernur Jambi Al Haris menyatakan bahwa beberapa langkah dan upaya penanganan karhutla dan minimalisir resiko yang telah dilakukan, di antaranya adalah penetapan status Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Jambi.
"Hal lain yang kami lakukan adalah dengan penunjukan personal dan organisasi pos komando satgas siaga darurat pengendalian bencana karhutla dan penetapan personil gabungan yaitu 62 pos lokasi rawan karhutla," kata Al Haris.
Tidak soal itu saja, Al Haris menerangkan ada juga kebijakan darinya yang lain buat meminimalisir kebakaran lahan. Salah satunya program buka lahan tanpa bakar, program ini dinilai mampu atasi karhutla dan menekan penyebarannya.
"Kita memberikan bantuan peminjaman berupa alat berat bagi masyarakat/kelompok tani yang akan membuka lahan. Agar mencegah kebakaran dan meminimalisir buka lahan tanpa bakar, ini salah satu upaya dalam menekan angka karhutla," ujar Al Haris dalam paparannya.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan secara simbolis bantuan dukungan peralatan dan logistik penanganan tanggap darurat bencana kebakaran hutan dan lahan yang diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup RI kepada Gubernur Jambi dan Danrem 042/GAPU.
Bantuan itu senilai Rp 3.544.139.600 dengan rincian 2 unit motor karhutla, 1 unit motor pemadam kebakaran 3 roda, 25 unit pompa jinjing 2 HP dan kelengkapannya, 20 unit APD Karhutla serta 10 unit alat pendukung wajah khusus personal.
(dai/dai)