Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menargetkan musim kemarau tahun ini bebas asap. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi dimintanya untuk cepat diatasi agar tidak menimbulkan asap.
"Target kita di Sumsel bisa zero asap pada musim kemarau tahun ini," ujar Deru usai apel siaga pengendalian karhutla Sumsel, Selasa (29/7/2025).
Menurutnya, asap akibat karhutla dapat mengganggu aktivitas masyarakat dan transportasi darat, sungai dan udara. Namun, lebih penting adalah masalah kesehatan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita bukan takut terganggu aktivitas, (lalu lintas) penerbangan atau lainnya karena adanya asap, proteksi kita yang paling penting adalag masalah kesehatan masyarakat," jelasnya.
Menurutnya, partikel asap imbas karhutla tidak baik untuk kesehatan. Dapat mengganggu gangguan pernapasan, iritasi mata, hidung, tenggorokan, dan lainnya.
Masyarakat diminta memantau indeks standar pencemar udara (ISPU) yang ada di Simpang DPRD Sumsel untuk mengetahui batas standar. Ketika angkanya melebihi batas, warga diimbau tidak banyak beraktivitas di luar, memakai masker dan lainnya.
"Kita punya layar ISPU di tengah kota, dan alhamdulillah kita termasuk yang minim karena kemarau lembab tahun inj di Sumsel," katanya.
Diketahui, sebanyak 98 kejadian karhutla terjadi di Sumsel. Paling banyak terjadi di Ogan Ilir dengan 56 kejadian. Dari angka itu, jumlah lahan yang terbakar lebih dari 43 hektare.
Sementara untuk jumlah hotspot atau titik panas sepanjang tahun ini (1 Januari-28 Juli) sebanyak 2.823 titik. Tertinggi terjadi pada Juli yang mencapai 1.297 titik.
Wilayah hotspot terbanyak terdeteksi di Muara Enim 584 titik, Musi Banyuasin 492 titik, Musi Rawas 396 titik, Musi Rawas Utara 382 titik, PALI 221 titik, Lahat 211 titik, dqn OKI 135 titik.
(csb/csb)