Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq meminta pemilik konsesi lahan di Sumatera Selatan untuk ikut mengantisipasi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal itu ditegaskannya, agar jangan sampai wilayah hutan tanam industri ikut terdampak karhutla.
"Iya, kita juga akan dapat dukungan pihak swasta untuk penanganan karhutla ini. Nanti Pak Gubernur yang akan mengonfirmasi karena beliau adalah komandan satgas karhutla di provinsi," ujar Hanif usai apel siaga pengendalian karhutla di Sumsel, Selasa (29/7/2025).
Menurutnya, peran swasta sangat dibutuhkan saat ini untuk menambah kekuatan tim pengendalian karhutla. Saat ini, satgas karhutla terdiri dari TNI/Polri, BPBD, Manggala Agni, dan masyarakat peduli api.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diharapkan pihak swasta ikut segera melakukan pemadaman dini pada area yang terbakar sehingga percepatan pemadaman segera terlaksana. Dukungan ini juga kami minta hampir di semua tempat, termasuk di Sumsel," katanya.
Pihaknya juga telah menyurati para pemegang konsesi untuk melaporkan kesiapannya dalam penanganan dan pencegahan karhutla. Tak hanya di Sumsel, tapi juga se-Indonesia yang jumlahnya mencapa 2 ribuan perusahaan.
"Kami sudah menyurati seluruh pemegang konsesi untuk melaporkan SDM, sarana dan keuangan untuk penanganan karhutla. Beberapa saat kami juga mengecek langsung. Analisa jalan terus karena ada 2 ribu lebih konsesi yang ada di Tanah Air yang harus diverifikasi. Bila mana tidak memiliki standar, jika prasarana tidak memadai kami akan memberi sanksi administrasi. Ini dimandatkan dalam Inpres 3/2019," ungkapnya.
Hanif menyebutkan, beberapa perusahaan swasta juga diminta bantuan untuk menurunkan tim untuk mengatasi karhutla di Riau. Di antaranya APP Group dan PTPN.
"Hampir di semua tempat kami juga meminta dukungan pihak swasta, seperti di Riau kami minta 10 tim dari berbagai perusahaan. Ada dari APP, RAPP, PTPN dan semuanya kita berangkatkan ke Rokan Hilir untuk menambah pasukan di sana Karena kebakaran cukup melebar jadi kita tambah," katanya.
Dalam apel kesiapsiagaan, selain diikuti lintas instansi pemerintahan juga hadir APP Group melalui unit usahanya PT OKI Pulp & Paper Mills (OKI Pulp & Paper) dan tiga mitra pemasoknya, PT Bumi Mekar Hijau (BMH), PT Sebangun Bumi Andalas (SBA), dan PT Bumi Andalas Permai (BAP). Partisipasi ini mencerminkan komitmen sektor industri dalam memperkuat kesiapsiagaan nasional menghadapi puncak musim kemarau 2025.
"Di tengah meningkatnya risiko karhutla, status siaga bukan hanya peringatan, melainkan panggilan untuk bertindak cepat dan terkoordinasi. Kami menyambut baik pelaksanaan apel siaga ini dan mendukung penuh Pemprov Sumsel dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor. Melalui strategi Integrated Fire Management, kami konsisten menerapkan pencegahan, deteksi dini, dan respon cepat secara menyeluruh di wilayah operasional kami," ujar Direktur APP Group, Suhendra Wiriadinata.
Pada apel siaga ini, OKI Pulp & Paper bersama mitra pemasoknya menampilkan kesiapsiagaan SDM dan teknologi pendukung, termasuk RPK, TRC, kendaraan pemadam dan patroli, dan peralatan pemadam dan pemantau titik api (drone). Seluruhnya didukung teknologi sistem pemantauan Situation Room berbasis data satelit yang aktif 24 jam secara real time.
GM Fire Management APP Group Sujica Lusaka menjelaskan bahwa tahun ini pihaknya memperkuat jalur distribusi air, konektivitas antardistrik, dan komando terpadu untuk meningkatkan efisiensi respon lapangan.
"Integrasi antara patroli udara, pemantauan darat, dan teknologi berbasis data kami jadikan fondasi untuk memastikan titik api dapat ditangani sebelum meluas," ungkapnya.
Pihaknya menyiagakan lebih dari 570 personel RPK dan 27 personel TRC, menyiagakan 4 helikopter untuk patroli dan water bombing, 2 kendaraan amfibi airboat, dan 77 kendaraan air untuk wilayah lahan basah. Kemudian 68 kendaraan darat yang meliputi mobil, motor, dan truck serta didukung ratusan peralatan pemadam.
Dalam memperkuat sistem deteksi dini, perusahaan telah membangun 65 menara api permanen dan portable, 68 pos pantau, dan 13 drone untuk menjangkau wilayah blank spot, serta mengaktifkan 18 situation room yang terintegrasi antar komando, distrik, dan pusat selama 24 jam non-stop secara real time.
(dai/dai)