Gubernur Jambi Al Haris menyatakan semua elemen di Jambi terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan optimal. Karena itu, Al Haris mengklaim karhutla di wilayahnya dapat teratasi.
"Selama ini kita sudah melaksanakan langkah-langkah strategis penanganan karhutla dan berupaya meminimalisir risikonya, mulai dari penetapan status siaga darurat, penetapan personil, operasi modifikasi cuaca, hingga pemadaman api dengan water bombing. Sejauh ini penanganannya sudah bisa teratasi," kata Al Haris, dalam keterangan tertulis yang diterima detikSumbagsel, Senin (28/7/2025).
Persoalan karhutla di Jambi ini disampaikan Al Haris saat mengikuti rapat monitoring karhutla secara virtual bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Kepala BNPB Pusat Letjen TNI Suharyanto. Kegiatan itu juga dilaksanakan di Ruang Jambi Data Analytic Center (JDAC) Kantor Gubernur Jambi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rapat monitoring ini juga dihadiri oleh Danrem 042 Gapu Brigjen TNI Heri Purwanto, Wakapolda Jambi Brigjen Mustaqim, Kepala BPBD Provinsi Jambi Bachyuni Deliansy, Kasat Pol PP Rahmat Hidayat, serta dinas instansi terkait lainnya.
Al Haris menyebut pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk penanganan karhutla. Mulai dari penunjukan personel dan organisasi pos komando Satgas Karhutla, meminta kesiapan dalam bencana karhutla, kemudian apel siaga karhutla dan penetapan personil gabungan yang didanai dari APBD dan dunia usaha/swasta.
Al Haris juga mengatakan penanganan karhutla bukan hanya tugas pemerintah daerah, tetapi juga memerlukan keterlibatan semua pihak termasuk dukungan pusat dan peran media yang akurat dan cepat dalam menyampaikan informasi.
"Kita berharap semuanya berkomitmen. Apabila ada bencana karhutla kita harus mencegah dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalisir agar tidak terjadi lagi karhutla di Jambi ini," tegasnya.
Selain itu, Al Haris juga menyampaikan bahwa bantuan seperti OMC, water booming, dan helikopter patroli sangat penting untuk menunjang petugas dalam memantau titik api.
Al Haris juga menjelaskan, secara umum titik panas atau hotspot di Provinsi Jambi berada dalam rentang Tingkat Kepercayaan Sedang (30-79%). Jumlahnya di periode 1 Januari-26 Juli 2025 sebanyak 261 titik.
"Adapun salah satu strategi penanganan karhutla yang telah dilakukan adalah dengan menetapkan sebanyak 62 Pos Jaga Satgas Karhutla di 6 kabupaten rawan karhutla, yaitu Kabupaten Batang Hari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Tebo, dan Sarolangun, dengan komposisi personil satgas terdiri dari unsur TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, instansi terkait, dan masyarakat," jelas Al Haris.
Baca juga: Hujan Bantu Turunkan Hotspot di Sumsel |
Al Haris juga memaparkan, jumlah kejadian karhutla Provinsi Jambi periode Januari hingga 26 Juli 2025 terdapat 110 kejadian. Selama periode 1 Januari-26 Juli 2025 luas lahan yang terbakar di Provinsi Jambi adalah 421,77 hektare.
"Pada tanggal 20 Juli 2025 pukul 09.00 WIB terjadi kebakaran lahan seluas lebih kurang 270 hektare di Desa Gambut Jaya Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Sebanyak 122 orang personil gabungan dikerahkan untuk pemadaman melalui darat. Sementara itu, pemadaman juga dilakukan melalui udara dengan pengerahan 2 unit helikopter water bombing," papar Al Haris.
Al Haris menerangkan, bila ditinjau dari parameter cuaca maka tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah Provinsi Jambi pada tanggal 28 Juli 2025 berada pada kategori mudah dan sangat mudah terbakar, terutama di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tebo, Bungo, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Batang Hari, dan sebagian kecil Sarolangun.
"Pemerintah Provinsi Jambi berkomitmen kuat secara kolaboratif mengambil langkah-langkah konkret dalam penanganan karhutla pada tahun ini melalui Sosialisasi secara konsisten kepada masyarakat, pengaktifan dan penguatan pos komando terpadu pada daerah rawan, patroli darat dan udara secara berkelanjutan, pembasahan lahan, pemadaman, dan penegakan hukum dengan optimal dan konsisten," tegas Al Haris.
(dai/dai)