Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Martapura, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan (Sumsel) Dedy Damhudy angkat bicara terkait dengan viralnya jenazah diangkut pikap dan bukan ambulans.
Dedy menjelaskan peristiwa itu berawal pada Sabtu (5/4/2025). Saat itu keluarga membawa korban ke RSUD pukul 05.10 WIB dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Saat pasien datang dibawa keluarganya disambut dokter jaga IGD RSUD Martapura dr Santi. Saat itu, dr Santi langsung mengambil tindakan cepat untuk melalukan pemeriksaan terhadap pasien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat diperiksa nadi sudah tidak ada, pupil midriasis maksimal dan dilakukan Elektrokardiogram (EKG) sudah asistol, pasien dinyatakan meninggal dunia," katanya, Minggu (6/4/2025).
Menurutnya, karena pasien dinyatakan meninggal dunia maka RSUD Martapura menawarkan ambulans kepada keluarga pasien untuk diantar pulang. Namun, keluarga menolak dan memilih untuk membawa pasien dengan mobil pribadi.
"Lalu perawat menawarkan kepada keluarga agar jenazah dibawa dengan mobil ambulans yang ditanggung BPJS kesehatan dan gratis. Keluarga pun setuju dengan saran tersebut," ungkapnya.
Dedy menuturkan RSUD Martapura sudah memberikan kemudahan bagi keluarga pasien agar jenazah dibawa terlebih dahulu pulang ke rumah duka. Sebab keluarga pasien tidak ada yang membawa kartu identitas.
"Nah saat jenazah sudah dibawa ke mobil ambulans, sopir sempat minta izin isi bensin dulu. Karena mobil jenazah kehabisan bensin. Keluarga tidak terima dan marah-marah sehingga memutuskan untuk membawa jenazah pulang sendiri dengan mobil pikap," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial keluarga pasien membawa jenazah pulang ke rumah menggunakan pikap. Kejadian tersebut diduga terjadi di RSUD Martapura, OKU Timur di mana jenazah yang seharusnya dibawa menggunakan mobil ambulans terpaksa dipulangkan secara mandiri oleh pihak keluarga.
"Ini nah RSUD Martapura, ada jenazah sudah di pucuk (atas) mobil tapi mobilnya tidak kunjung diberangkatkan. Kita juga menunggu sopir (ambulans) bahkan hampir satu jam," ungkap perekam video.
(dai/dai)