Aktivitas pemudik di Pelabuhan Bakauheni mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu. Pengamat menyebutkan faktor ekonomi Indonesia di tengah efisiensi yang ketat dari pemerintah pusat mempengaruhi aktivitas mudik.
Akademis Universitas Bandar Lampung, Andala Rama Putra menjelaskan masyarakat cenderung menahan konsumsi karena pendapatan yang berkurang termasuk pengeluaran untuk mudik yang selama ini mereka lakukan setiap tahun.
"Saya melihat ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di Indonesia, di mana pemerintah melakukan efisiensi ketat dalam penggunaan anggaran, termasuk banyaknya perusahaan swasta yang gulung tikar, khususnya yang berskala besar, yang terpaksa harus mem-PHK secara masal pegawainya, sehingga ekonomi menjadi melambat," katanya, Jumat (28/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini masyarakat cenderung menahan konsumsi karena pendapatannya berkurang termasuk pengeluaran untuk mudik yang selama ini mereka lakukan setiap tahun. Jadi memang sebelum arus mudik ini bergulir pemerintah sudah memprediksi penurunan jumlah pemudik sampai 24%," lanjutnya.
Selain itu, kata Andala, pengungkapan kasus korupsi dalam instansi pemerintah pun mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dimana berdampak pada kepercayaan investor maupun masyarakat.
"Saya melihat, kebijakan pemerintah pusat sangat di tunggu oleh masyarakat khususnya terkait dengan penegakan hukum dalam kasus-kasus besar seperti kasus Pertamax yg dioplos oleh oknum-oknum di Pertamina. Saya rasa hal ini dibutuhkan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, termasuk para investor agar mau kembali menanamkan modal dan investasi nya di Indonesia yg diharapkan akan membantu menggerakkan ekonomi menjadi lebih baik," jelas dia.
Untuk diketahui, Kementerian Perhubungan sebelumnya telah memprediksi jumlah pemudik pada tahun ini hanya mencapai 146,48 juta. Angka tersebut turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta.
Angka ini merupakan survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan bersama akademisi yang menyatakan jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan hanya mencapai 146,48 juta orang.
Sebelumnya, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry cabang Bakauheni, Syamsudin pada Kamis (27/3/2025) malam menginformasikan terkait adanya penurunan aktivitas pemudik.
"Hari ini kondisi masih sangat landai dan secara produksi beberapa golongan turun, seperti roda 2 dibanding tahun 2024 per hari ini jam 12 siang tadi ada penurunan 9 persen, roda empat 13 persen. Secara kumulatif untuk kendaraan turun 7 persen, sementara penumpang pejalan kaki turun 4 persen dan di atas kendaraan 2 persen penurunannya," katanya.
Meski begitu, Syamsudin optimis peningkatan pemudik diprediksi akan terjadi pada Sabtu dan Minggu ini.
"Tersisa malam Sabtu dan malam Minggu terkait pengguna jasa terutama kendaraan roda dua dan pejalan kaki," imbuhnya.
(dai/dai)