Cerita Pemudik Palembang, Rela Tutup Usaha untuk Pulang Cepat-Rindu Keluarga

BRI Teman Mudik

Cerita Pemudik Palembang, Rela Tutup Usaha untuk Pulang Cepat-Rindu Keluarga

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Senin, 24 Mar 2025 22:00 WIB
Sinta dan Yeni Ariska pemudik asal Palembang tujuan Bengkulu
Sinta dan Yeni Ariska pemudik asal Palembang tujuan Bengkulu (Foto: Welly Jasrial Tanjung/detikcom)
Palembang -

Mudik merupakan tradisi yang dilakukan orang Indonesia, terutama yang tinggal merantau, atau jauh dari keluarga dan orangtua. Mudik menjadi momen spesial untuk berkumpul saat Idul Fitri.

Libur Lebaran adalah yang dinanti untuk cepat berangkat mudik agar terhindar dari macet sehingga bisa berkumpul dengan keluarga di kampung halaman, seperti yang dilakukan kakak adik ini yakni Sinta dan Yeni Ariska.

Dua bersaudara ini merantau ke Palembang dan tinggal di kawasan KM 5 untuk berjualan seblak. Di momen libur Lebaran ini, mereka memanfaatkan dengan mudik menggunakan kereta api agar bisa berkumpul dengan keluarga tercinta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua bersaudara ini memilih mudik lebih dulu ke kampung halamannya di Bengkulu dan rela menutup cepat usaha seblak mereka agar tidak kehabisan tiket kereta. Selain itu, agar mudik dapat dengan santai tanpa harus berdesak-desakan dengan pemudik lainnya.

"Saat penjualan tiket kereta api dibuka akhir Januari lalu, saya dan adik cepat-cepat war tiket. Itu pun di setiap website penjualan tiket kereta api selalu habis," kata Sinta, Senin (24/3/2025).

ADVERTISEMENT

Menurut Sinta, dia harus war tiket selama dua hari dan malam harinya baru dapat tiket mudik ke Bengkulu. Ia memilih mudik lebih dulu karena adiknya takut tidak kebagian tiket dan tidak bisa pulang kampungbke Bengkulu.

"Adik saya takut nggak kebagian tiket jadi kami memilih mudik lebih dulu meski masih banyak yang bekerja hanya sekolah saja yang libur," ungkapnya.

Sinta menyebut alasan mereka mudik dengan dengan naik kereta api karena tiketnya murah, aman dan di jalan tidak macet. Jika menggunakan travel ongkosnya mahal, sempit dan macet di perjalanan.

"Kalau mudik selalu naik kereta api. Setahun dua kali bisa mudik ke Bengkulu naik kereta api," ungkapnya.

Saat mudik, dia selalu membawa oleh-oleh khas Palembang seperti kerupuk, kemplang dan pempek.

"Oleh-oleh ini selalu dinanti orang di kampung," ujarnya.

Hal senada dikatakan Yola dan Antik mahasiswa Palembang yang merupakan warga Lahat memilih mudik lebih dulu karena kuliahnya sudah libur dan ingin menghabiskan puasa di minggu terakhir dengan keluarga.

"Rindu keluarga dan ingin berbuka puasa bersama keluarga di minggu terakhir puasa," katanya.

Yola dan Anti menyebut mereka akan kembali pulang ke Palembang pada 13 April dan tetap menggunakan kereta api.




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads