3 Desa di Tanjabbarat Jambi Terendam Banjir, 25 Rumah Warga Terdampak

Jambi

3 Desa di Tanjabbarat Jambi Terendam Banjir, 25 Rumah Warga Terdampak

Ferdi Almunanda - detikSumbagsel
Minggu, 23 Mar 2025 16:30 WIB
Banjir yang menggenang jalan di Kecamatan Betara, Tanjabbarat, yang jadi akses jalur mudik
Banjir yang menggenang jalan di Kecamatan Betara, Tanjabbarat, yang jadi akses jalur mudik (Foto: Istimewa)
Tanjung Jabung Barat -

Tiga desa di Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbarat), Jambi, terendam banjir. Akibtnya, 25 rumah warga terdampak.

"Banjir ini sudah merendam selama sepekan, apalagi jalan-jalan di sana juga tergenang air banjir," kata Kepala BPBD Tanjabbarat Jambi Zulfikri kepada detikSumbagsel, Minggu (23/3/2025).

Dia mengatakan dari kejadian banjir itu 25 rumah terendam, dan warga sudah mengungsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua rumah yang terendam banjir, penghuninya sudah pada mengungsi semua, tidak ada yang bertahan di rumah karena banjir ini biasanya lama surutnya karena kondisinya dikelilingi rawa," ujarnya.

Kata Zulfikri, dari 25 rumah yang terendam banjir itu terdapat di Desa Pematang Buluh, Desa Serdang Jaya, dan Desa Lubuk Terentang.

ADVERTISEMENT

"Kalau untuk banjir ini sebenarnya jika di data dari Januari 2025 lalu itu ada tiga kecamatan di Tanjabbarat ini. Itu ada di Kecamatan Batang Asam, lalu Kecamatan Merlung dan terakhir Kecamatan Betara," jelasnya.

Hanya saja, untuk Kecamatan Batang Asam dan Kecamatan Merlung saat ini sudah tidak terendam banjir. Daerah itu sudah surut dari air banjir pada Januari lalu karena kondisi air di sungai di sekitaran tidak meluap.

"Makanya itu yang sekarang terendam banjir hanya di Kecamatan Betara, yang lain kecamatannya sudah pada surut. Kalau di Kecamatan Betara itu baru sepekan ini banjir setelah air sungai di sana meluap dan kawasan di sana juga banyak dikelilingi rawa," katanya.

Saat ini, selain rumah yang terendam banjir, jalan-jalan yang menjadi akses warga juga ikut tergenang. Padahal jalan di kawasan Betara juga menjadi akses cepat bagi pemudik untuk menuju pelabuhan dagang.

"Kalau jalan yang tergenang itu ada di empat titik ya, titik-titik itu ketinggian air genangannya mulai dari 30-40 cm yang mana terkadang sulit dilintasi kendaraan roda dua, namun untuk roda empat dan kendaraan besar masih bisa dilalui," jelasnya.

Meski dapat dilalui, memperlambat jalur warga untuk berkendara. Apalagi yang menggunakan kendaraan roda empat juga diminta melaju pelan dan perlahan.

"Titik jalan yang tergenang air itu ada sepanjang 100 meter kan, lalu ada lagi di titik lain sepanjang ratusan meter lagi dan seterusnya. Tetapi walau begitu ketinggian air juga cukup tinggi, apalagi itu jalan merupakan akses bagi arus mudik menuju pelabuhan dagang yang paling cepat lintasanya," ujarnya.

Sejauh ini, Zulfikri hanya mengimbau agar warga tetap berhati-hati dengan kondisi cuaca yang musim penghujan. Selain itu, cuaca buruk dan angin kencang juga bisa terjadi sehingga itu dapat membahayakan warga maka dari itu tetap terus waspada.

"Meski sekarang ada banjir, tetapi posko pengungsian belum bisa kita buat karena kondisi banjir tidak menyeluruh dan juga cepat surut. Cuman karena di daerah Betara banyak rawa jadi lama surutnya, dan biasanya kalau dari WKS air sudah naik, maka berdampak juga ke rumah warga maupun jalan," ungkapnya.




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads