Hujan deras di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan pada Sabtu (14/3/2025) mengakibatkan bahu Jalan Lintas Musi Rawas menuju Musi Banyuasin longsor selebar 2 meter. Hal ini juga membuat satu rumah milik Firzansyah (38) ikut terseret hingga jatuh ke jurang.
Bencana tersebut terjadi di Kelurahan Muara Beliti, Kecamatan Muara Beliti, Musi Rawas, Sumatera Selatan pada Jumat (14/3/2025) sekitar pukul 20.00 WIB. Sebelum terjadi bencana longsor tersebut, Firza mengatakan curah hujan pada malam itu sangat deras hingga mengakibatkan Sungai Beliti meluap.
"Karena aliran air sungai meluap karena hujan deras kan, akhirnya aliran air yang dari sana (sungai) itu mengalir sampai ke jalan. Aliran itu kemudian merambat ke dinding tanah yang awalnya cuman segaris retakannya. Mungkin memecahkan pipa PAM hingga aliran pipa itu keluar dan menyebabkan longsor," katanya, Sabtu (15/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Firza mengungkapkan sebelum peristiwa longsor tersebut, ia sempat mendengar suara retakan sebanyak dua kali di bawak rumahnya.
"Saat kejadian posisi kami di rumah, terus ada bunyi krak-krek sehingga saya lihat di bagian bawah dan tidak ada kendala pada saat itu. Pas saya masuk, tiba-tiba bunyi lagi dan saya cek lagi dan itu masih tidak ada apa-apa. Karena khawatir akhirnya saya bawa istri, anak, dan mertua saya keluar (mengungsi di rumah tetangga)," ungkapnya.
Saat keluarganya sudah mengungsi, Firza sempat kembali ke rumah untuk mengambil beberapa pakaian dan pengisi daya hp. Kemudian tak berselang lama, rumahnya pun akhirnya terseret longsor hingga jatuh ke jurang.
"Pas saya buka pintu itu retakan yang seukuran sejari tadi tiba-tiba membesar hingga sampai ke jalan. Terus saya ngambil baju sama casan (charger) ke dalam rumah. Pas mau keluar itu posisi rumah sudah miring. Pas saya keluar dan kasih casan sama baju ke keluarga saya yang mengungsi di rumah tetangga, pas saya balik lagi rumah tadi sudah di bawah (jatuh ke jurang)," jelasnya.
Akibat kejadian tersebut, Firza pun terpaksa mengungsikan istri, mertua, dan dua orang anaknya di rumah kakaknya. Sementara untuk kerugian sendiri ditaksirkan mencapai Rp 50 juta.
"Rumah itu bentuknya semi permanen. Fondasi bawah make batu bata dan ada tiang penyangga juga dan bagian atasnya make bahan kayu. Habis semua barang, hancur semua kayak barang pecah belah. Kalo dihitung bangunannya aja kira-kira kerugiannya Rp 50 juta," bebernya.
(dai/dai)