Banjir mengepung Kota Palembang, Sumatera Selatan pada Minggu (9/3) setelah hujan deras terjadi hampir seharian. Salah satu lokasi yang langganan banjir cukup parah adalah 'Jalan Patah' yang berada di Kecamatan Gandus.
Jalan patah atau yang juga dikenal dengan wilayah tanah miring merupakan sebuah area dengan panjang kurang lebih 20 meter di Jalan Lettu Karim Kadir, Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Gandus, Palembang. Warga dan tokoh-tokoh pemuda di sana sempat menggeruduk Kantor Gubernur Sumsel untuk menuntut perbaikan jalan yang telah amblas sejak tahun lalu itu.
Hasilnya, Asisten II Pemprov Sumsel Basyaruddin Akhmad menjanjikan pihaknya akan membangun jalan layang di area tersebut dengan estimasi konstruksi mulai berjalan pada Maret 2025. Namun hingga hari ini (9/3/2025), tak ada hilal perbaikan di lokasi itu. Yang terlihat hanya pemasangan spanduk berisi janji atas nama Dinas PU Bina Marga dan Tata Ruang (PUBMTR) Sumsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di lokasi ini, akan segera dibangun konstruksi Slab on Pile pada bulan Maret 2025," tulis spanduk berlogo Pemprov Sumsel dan Kemeterian PUPR itu.
Pantauan detikSumbagsel, jalur ini masih menjadi pilihan meski membahayakan akibat licinnya jalan berbatu tersebut.
Beberapa warga bahkan turut membantu pengendara menyeberangkan motor mereka dengan sukarela. Para pengendara, yang tak sedikit membawa anak tersebut, kemudian meniti karung-karung yang telah ditata di pinggir jalan agar terhindar dari genangan setinggi paha orang dewasa tersebut.
Salah satu warga terdampak banjir, Rini (32) mengatakan banjir tersebut telah dialaminya sejak 3 hari sebelumnya, Kamis (5/3/2025) malam. Setidaknya, 9 rumah di wilayah Jalan Patah tersebut harus "angkat barang" agar tak terendam banjir.
"Sudah tiga malam ini banjir. Subuh itu masih sebatas betis (orang dewasa). Begitu air pasang di pagi hari, banjirnya naik sampai setinggi paha," ungkapnya saat ditemui detikSumbagsel, Minggu (9/3).
Menurut Rini, banjir baru mulai membayangi rumah keluarganya tersebut pada tahun 2013. Selama ini, rumah tersebut aman meski berada di bantaran sungai.
"Saya sudah pindah sejak menikah. Tapi orang tua tidak mau (pindah), ini rumah mereka sejak lahir. Rumah orang tua mereka (kakek-nenek Rini) juga di sebelah, tidak mau pindah juga," ujarnya.
"Mungkin karena mulai dibangun perumahan-perumahan di Gandus," tambahnya.
Mengenai jalan amblas yang berada persis di depan rumah orang tuanya, Rini mengatakan pemandangan motor mogok karena harus melewati banjir adalah makanannya sehari-hari.
"Banyak yang motornya mogok, mobil sesekali ada. (Pengendara) yang jatuh juga ada, seperti bapak tadi pagi yang terpeleset ke gorong-gorong," katanya.
Rini menambahkan warga masih menanti perbaikan jalan yang dijanjikan akan dimulai pada bulan ini. Bahkan, dua dari tiga rumah yang rencananya akan menjadi lokasi pembangunan jalan layang tersebut telah dipukul mundur dari pinggir jalan.
"Di papan (spanduk) itu dibilang Maret 2025. Tapi belum ada perbaikan sampai sekarang, baru ditimbun tapi amblas lagi, begitu terus. Dua rumah di seberang itu juga sudah mundur, katanya jalan (layang)nya dibangun di sana," tuturnya.
Hal itu diamini oleh Camat Gandus Jufriansyah. Dia mengatakan, belum ada komunikasi lebih lanjut dari Pemprov maupun Dinas PUBMTR Sumsel kepada pihaknya hingga kini.
"Dijanjikan akan dibangun Dinas PU(BMTR) Sumsel bulan Maret 2025. Tapi ini sudah masuk bulan Maret dan belum ada komunikasi lebih lanjut," ungkapnya saat dihubungi detikSumbagsel, Minggu (9/3).
Jufriansyah berharap, perbaikan tersebut dapat segera terealisasikan mengingat amblasnya jalan tersebut sudah menahun. "(Lokasi) kami ini sudah parah sekali. Kami minta tolong untuk dapat segera diperbaiki," harapnya.
(dai/dai)