Lurah Kemas Rindo Palembang, Suhaimi memarahi warga bernama Neng Kasmini alias Neneng yang hendak meminta tanda tangan surat keterangan tidak mampu (SKTM). Hal itu diketahui setelah video korban menangis ketakutan viral di media sosial.
Dalam video yang dilihat detikSumbagsel, terlihat korban Neng Kasmini alias Neneng tak dapat mengendalikan tangisnya di rumah RT 32, Kelurahan Kemas Rindo, Kecamatan Kertapati Palembang.
Tampak ia ditenangkan oleh dua orang di sampingnya. Menurut perekam, korbann ketakutan diduga dipersulit dalam mengurus izin bedah rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Takut. Takut aku dimarahi Lurah," ujar Neneng sambil menangis.
Terdengar perekam video menyebut bahwa Neneng telah menunggu tiga hari untuk mendapatkan tanda tangan dari Lurah Kemas Rindo, Suhaimi. Namun, hasilnya nihil hingga terjadilah peristiwa tersebut, Jumat (7/3/2025).
"Gara-gara minta tanda tangan ke Lurah, dimarahi Pak Lurah. Susah sekali, pindahkanlah Lurah ini!" ujar salah satu warga yang menenangkan.
Suami Ketua RT 32 bernama Edi membenarkan adanya peristiwa tersebut.
"Iya, benar. (SKTM korban) tidak kunjung ditandatangani Lurah padahal sudah tiga hari mengajukan untuk bedah rumah," ungkapnya.
Menurutnya, korban hendak mengajukan program bedah rumah kepada Badan Amil Zakat Nasioal (Baznas) Kota Palembang. Namun, dokumen pengajuannya masih belum dilengkapi dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan.
"Korban sudah ke Baznas untuk pengajuan, namun ternyata kurang SKTM dari kelurahan. Jadi saya antar ke kantor Kelurahan (Kemas Rindo)," jelasnya.
Namun, Neneng tak kunjung keluar kantor meski dirinya telah lama menunggu. Ia pun memutuskan untuk mengecek keadaan warganya.
"Saya masuk lah kantor kelurahan, ternyata korban sedang diomeli Lurah. Dibilang (Ibu Neneng ini) kasar sekali padahal mau minta tanda tangan," ujarnya.
Mengetahui warganya dimarahi di ruang Lurah, Edi pun memasang badan membela korban. Cekcok antara Edi dan Suhaimi pun tak dapat dihindari.
"Saya tanya bapak itu mau tidak tandatangani (SKTM korban). Lalu saya malah dibilang mau bersikap kasar. Saya balas lagi kalau beliau duluan yang bersikap kasar pada kami," terangnya.
Setelah negosiasi alot, kata dia, Suhaimi akhirnya membubuhkan tanda tangan yang dibutuhkan. Namun trauma yang terlanjur dialami Neneng masih membekas dan dibawanya hingga ke rumah.
"Kemudian kami pulang. Sampai di rumah, korban pingsan dan sempat seperti orang kesurupan," ujarnya.
Sementara itu, Lurah Kemas Rindo, Suhaimi merespons kejadian tersebut. Dalam video yang diterima detikSumbagsel, Minggu (9/3), Suhaimi mengatakan bahwa ini merupakan salah paham antara kedua belah pihak.
"Sekarang saya sudah bertemu dengan keluarga Neng Kasmini. Kami sudah silaturahmi, sudah saling memahami dan memaafkan. Dalam hal ini, (ada) miskomunikasi dan salah paham," katanya.
Dia juga meminta maaf jika kantor Kelurahan Kemas Rindo belum maksimal dalam melayani masyarakat kelurahan tersebut.
"Atas nama kelurahan (Kemas Rindo), kalau selama ini baik pelayanan maupun staf dalam mengurus hal-hal ini kurang berkenan atau agak kasar, kami juga mohon maaf," ujarnya.
"Kami mohon, jika ada yang masih ada hal lain (yang tersebar), berarti masih ada pihak yang tak bertanggung jawab dan memanfaatkan kami. Kami dan keluarga sudah sepakat (untuk berdamai) dan saling memaafkan," tegasnya.
(csb/csb)