Makanan yang berulat bisa menjadi tanda buruk hingga menyebabkan keracunan jika tidak sengaja tertelan. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang dilarikan ke puskesmas hingga rumah sakit.
Seperti yang terjadi di SD Negeri 7 Tebingtinggi, Empat Lawang, Sumatera Selatan. Delapan siswa mengalami sakit perut hingga harus dibawa ke puskesmas setelah mengonsumsi menu makan bergizi gratis (MBG) yang diduga basi dan ada ulatnya.
Lantas, mengapa makanan bisa berulat dan mengakibatkan seseorang sakit perut? Simak penjelasan berikut ini mulai dari penyebab hingga cara mencegahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab Makanan Bisa Berulat?
Makanan merupakan kebutuhan dasar individu untuk melanjutkan kehidupan. Makanan yang diperlukan harus memenuhi syarat kesehatan, misalnya memiliki nilai gizi dan layak untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, mesti menghindari segala jenis makanan yang sudah basi hingga muncul ulat.
Dikutip Journal of Environmental Health and Sanitation Technology milik Poltekkes Pontianak, makanan yang tidak aman akan menimbulkan berbagai penyakit. Hal ini terjadi karena sudah mengalami kontaminasi zat atau senyawa beracun dari organisme patogen yang menyebabkan penyakit.
Selain faktor dari makanan, peralatan yang digunakan dapat menyebabkan munculnya ulat. Sebab, peralatan yang tidak dicuci bersih atau masih ada sisa makanan menempel bisa terkontaminasi oleh bakteri dan kuman. Lalu, berubah menjadi mikroorganisme yang menyebabkan penyakit.
Rasa mual, muntah, nyeri perut, dan diare menjadi tanda umum munculnya penyakit yang dibawa oleh makanan. Kondisi ini bisa semakin parah ketika tidak mendapatkan penanganan medis.
Cara Mencegah Makanan Bisa Berulat
Ketika mengelola makanan, sudah sebaiknya memperhatikan kebersihan secara mendetail. Mulai dari bahan yang digunakan, alat masak, perlengkapan, hingga kebersihan diri. Jika memungkinkan, bisa menggunakan APD saat mengolah makanan dalam jumlah banyak.
APD berfungsi untuk mencegah kontaminasi pada makanan yang akan diolah. Selain itu, APD sangat berpengaruh pada kualitas dan mutu makanan yang dihasilkan sehingga mencegah terjadinya penyakit akibat kontaminasi bakteri pada makanan.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan yang dilansir laman Istana UMKM, cara pencegahan makanan supaya tidak terkontaminasi bakteri dan memunculkan ulat sebagai berikut:
1. Simpan Makanan di Tempat yang Baik
Makanan harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan diletakkan pada susu yang sejuk dan kering. Untuk daging, sayuran, dan buah-buahan, harus disimpan dalam kulkas untuk mencegah perkembangan ulat.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Pastikan area dapur dan tempat makan selalu bersih. Buang sampah makanan di tempatnya dan jangan biarkan menumpuk.
3. Cek Makanan Secara Rutin
Periksa makanan secara teratur untuk memastikan tidak ada ulat atau tanda-tanda kerusakan lain. Jika terlihat makanan sudah berubah warna, baunya busuk, atau berlendir, segera buang.
4. Konsumsi Makanan yang Segar
Sebisa mungkin menghindari makanan yang sudah terlalu disimpan, apalagi dengan cara yang salah. Utamakanlah konsumsi makanan yang segar.
Demikian penyebab mengapa makanan bisa berulat hingga cara mencegahnya. Semoga berguna, ya!
(mep/mep)