Perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), memiliki tradisi yang unik, yaitu menyembelih kambing hitam. Tradisi tersebut merupakan akulturasi budaya antara China dan Islam yang diadakan setiap tahunnya.
Ketua Pengurus Pulau Kemaro Palembang Tjik Harun mengatakan pulau tersebut terkenal dengan kisah cinta antara saudagar China, Tan Bun An dan putri Raja Sriwijaya, Siti Fatimah.
Dari cerita yang melegenda itu, sambungnya, dibuatlah makam pasangan dari etnis berbeda dalam satu bubungan. Adanya dua budaya dalam satu atap makam tersebutlah yang akhirnya menggabungkan tradisi Cap Go Meh dan sembelih kambing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tradisi sembelih kambing hitam ini adalah kearifan lokal Cap Go Meh di Palembang. Karena di sini (Pulau Kemaro), ada dua budaya berbeda dalam satu atap, yaitu Islam (Siti Fatimah) dan China (Tan Bun An)," ungkapnya, Kamis (6/2/2025).
Tradisi tersebut, kata dia, dilakukan saat malam perayaan Cap Go Meh di depan makam Siti Fatimah, Pulau Kemaro, yang bertepatan pada Selasa (11/2/2025) sekitar pukul 00.00 WIB. Pemilihan kambing merupakan wujud umat Tionghoa yang menghargai eksistensi putri raja tersebut.
"Menurut tradisi, persembahan yang harus kami potong pastinya ialah babi. Namun karena kami menghormati bahwa dalam satu bubungan (makam) itu ada budaya lain (Islam), jadi kami menyembelih kambing. Hal ini sebagai wujud akulturasi budaya di Palembang," jelasnya.
Pemilihan kambing yang disembelih juga tidak sembarangan. Harun merinci, hewan yang akan menjadi persembahan adalah kambing jantan hitam dengan fisik yang tambun dan sehat.
"Mengapa hitam? karena memang banyak simbol kami berwarna hitam. Mungkin sesuai dengan petunjuk dari zaman dahulu," jelasnya.
"Kambing yang disembelih itu kambing paling besar sebagai perwujudan rasa hormat kami. (Harus) yang sehat dan terbaik, seperti saat muslim menyelenggarakan kurban," tambahnya.
Selain umat Tionghoa, kata Harun, banyak umat Islam yang turut menyemarakkan Pulau Kemaro untuk berwisata. Tak sedikit pula yang berziarah ke makam Siti Fatimah untuk berdoa.
"Dari puluhan ribu masyarakat yang berwisata ke Pulau Kemaro saat Cap Go Meh, mungkin lebih dari setengah di antaranya adalah wisatawan muslim. Mereka biasanya juga berziarah ke makam Siti Fatimah," katanya.
(csb/csb)