Gunung Berapi Paling Aktif di Muka Bumi Diprediksi Meletus Tahun Ini

Internasional

Gunung Berapi Paling Aktif di Muka Bumi Diprediksi Meletus Tahun Ini

Rachmatunnisa - detikSumbagsel
Jumat, 31 Jan 2025 16:20 WIB
Ilustrasi letusan gunung api bawah laut
Ilustrasi letusan gunung api bawah laut/Foto: Shangwei Fang via Poplar Mechanics
Palembang -

Salah satu gunung berapi paling aktif di muka bumi diprediksi meletus tahun ini. Menurut para ilmuwan, puncak bawah laut itu sekitar 482 km dari Pantai Oregon.

Dikutip detikInet, ring of fire atau cincin api Samudra Pasifik adalah sebutan untuk area paling aktif secara vulkanik di Bumi. Bagian dari cincin itu membelah Pasifik Barat Laut melalui Pegunungan Cascade, dan di sinilah salah satu gunung berapi paling aktif di dunia dapat ditemukan, Axial Seamount (Gunung Laut Aksial).

Menurut para ilmuwan, puncak bawah laut itu akan meletus sebelum 2025 berakhir. Beberapa gunung berapi di wilayah perairan tersebut dapat bertahan selama berabad-abad (bahkan ribuan tahun) tanpa meletus, tetapi frekuensi Gunung Laut Aksial dapat diukur hanya dalam hitungan tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbicara soal fakta, gunung berapi tersebut sangat aktif sehingga menjadi lokasi observatorium gunung berapi bawah laut pertama di dunia. Salah satunya oleh New Millennium Observatory (NEMO) yang memantau perubahan yang sedang berlangsung di kaldera puncak.

Gunung Laut Aksial dipantau dengan cermat sejak 1997. Gunung berapi tersebut telah mengalami letusan pada 1998, 2011, 2015, dan 2025 diperkirakan akan meletus lagi.

ADVERTISEMENT

Menurut para ilmuwan, Axial Seamount berbeda dari gunung berapi lain di wilayah Northwest, baik dari segi frekuensi maupun tingkat keparahannya. Dikutip dari Science Alert, struktur perisai puncaknya terbentuk dari lava tipis, yang berarti setiap letusan kemungkinan akan mengeluarkan magma dan membentuk dasar laut baru. Hal ini membuat ancaman tsunami yang mungkin terjadi sangat rendah.

Gunung tersebut juga bukan bagian dari Zona Subduksi Cascadia, yang merupakan area berbahaya yang menurut para ahli akan terjadi gempa Bumi yang dijuluki 'The Big One'. Sebaliknya, gunung ini berada di punggung bukit Juan de Fuca lebih jauh ke barat, dan letusannya yang akan terjadi kemungkinan tidak akan berdampak pada aktivitas seismik zona subduksi di sepanjang Pantai Oregon.

Para ilmuwan di Oregon State University (OSU) dan University of North Carolina di Wilmington telah secara aktif mempelajari bagaimana magma bergerak dalam sistem Axial menggunakan perekam tekanan dasar. Setiap dua tahun, para ilmuwan mengeluarkan perekam tekanan dasar ini, mengumpulkan perekam lama, dan menganalisis datanya. Bill Chadwick dari OSU kemudian menggunakan data tersebut untuk mencoba memperkirakan kapan Axial Seamount akan meletus lagi.

Musim panas 2024, Chadwick melaporkan laju inflasi di Axial Seamount terus meningkat. Pembaruan pada Oktober 2024 melaporkan laju inflasi, serta aktivitas seismik di sekitarnya telah stabil.

"Letusan tampaknya tidak akan terjadi dalam waktu dekat, tetapi tidak akan terjadi selamanya," simpul Chadwick. Ia menyatakan bahwa letusan di Axial Seamount antara sekarang dan akhir 2025 tidak dapat dihindari.

Dengan terus memantau Axial Seamount, mereka berharap dapat mempelajari lebih banyak tentang gunung berapi lainnya di seluruh dunia. Untungnya, gunung berapi paling aktif di Pacific Northwest menyediakan laboratorium ilmiah yang sempurna.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di detikInet dengan judul Salah Satu Gunung Berapi Paling Aktif di Dunia Segera Meletus.




(sun/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads