Pemprov Sumatera Selatan akan melakukan uji coba kurikulum muatan lokal (Mulok) pangan lokal untuk ketahanan iklim di 34 sekolah. Ke-34 sekolah itu adalah 17 SMA dan 17 SMK yang ada di Sumsel.
Mulok pangan lokal tersebut menjadi upaya untuk mendukung ketahanan pangan di tengah tantangan perubahan iklim yang terjadi saat ini.
"Edukasi tentang pangan lokal sangat penting, mengingat tantangan perubahan iklim yang semakin nyata. Dengan kurikulum ini, diharapkan generasi muda memahami dan memanfaatkan sumber daya pangan lokal untuk menjaga ketahanan pangan daerah," ujar Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Awalluddin, Rabu (22/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya menargetkan pelaksanaan mulok terealisasi pada semester ini, tepatnya pada Februari. Penguatan kapasitas guru dan kepala sekolah juga telah dilakukan sejak Oktober 2024 untuk penerapan mulok.
Kurikulum mulok dilatarbelakangi meningkatnya dampak perubahan iklim. Kondisi tersebut berimbas pada meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi dan kebakaran hutan di Sumsel. Dampak bencana itu dapat memengaruhi ketersediaan pangan.
"Kurikulum ini bertujuan untuk mengajarkan anak-anak tentang potensi sumber pangan yang ada di sekitar, dengan fokus pada bahan pangan lokal yang mudah dijangkau dan dapat diandalkan, terutama saat menghadapi krisis pangan," katanya.
Kurikulum ini merupakan hasil kerja sama Disdik Sumsel dan ICRAF Indonesia dalam proyek Land4Lives yang didukung pemerintah Kanada. Proyek ini membantu masyarakat dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, fokus pada peningkatan ketahanan pangan melalui pangan lokal.
Direktur Utama ICRAF Andree Ekadinata menambahkan bahwa kurikulum ini menyesuaikan dengan relevansi dan kondisi setiap daerah yang beragam.
"Penting bagi anak-anak untuk mengetahui bahwa pangan lokal itu beragam, bukan hanya beras dan nasi. Dengan demikian, mereka akan lebih siap menghadapi kemungkinan krisis pangan di masa depan," katanya.
Implementasi kurikulum ini diharapkan tak hanya memberi pengetahuan kepada siswa, tapi juga memberi keterampilan praktis dalam mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber pangan yang ada di sekitar. Dengan demikian, generasi mendatang bisa lebih mandiri menghadapi tantangan perubahan iklim yang kian kompleks.
Pelaksanaan uji coba mulok akan dievaluasi untuk memastikan efektivitasnya sebelum disahkan. Inisiatif ini tak hanya akan memberi manfaat jangka pendek, tapi juga membangun ketahanan jangka panjang bagi masyarakat dalam menghadapi ketidakpastian iklim yang semakin meningkat.
(des/des)