Setiap 27 Rajab umat Islam memperingati dua peristiwa bersejarah Isra dan Miraj yang dialami Nabi Muhammad SAW. Lantas, apa itu Isra Miraj?
Dalam bahasa Arab, Isra (Ψ§ΩΨ₯Ψ³Ψ±Ψ§Ψ‘) berasal dari kata Ψ³Ψ±Ψ§Ψ‘ yang berarti perjalanan malam. Sedangkan Miraj (Ψ§ΩΩ ΨΉΨ±Ψ§Ψ¬) berarti kendaraan, alat untuk naik, tangga, atau bentuk jamaknya yakni tempat-tempat naik.
Isra diartikan sebagai perjalanan Nabi Muhammad SAW di waktu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Sementara Miraj adalah perjalanan jauh di waktu malam dan kembali dalam keadaan selamat ke tempat semula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Isra Miraj
Dikutip situs resmi Kementerian Agama (Kemenag), Isra Miraj merupakan pertiwa agung dan suci yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk melakukan perjalanan mulia bersama malaikat Jibril dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Kemudian berlanjut menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT, sang khalik.
Dua peristiwa ini terjadi dalam waktu satu malam yang membuat Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Karena itu, dijadikan sebagai peristiwa bersejarah yang selalu diperingati setiap tahunnya.
Sejarah Israj Miraj
Berdasarkan literatur sejarah Islam yang dikutip situs Kemenag, kejadian Isra Miraj saat periode akhir kenabian di Makkah. Tepatnya sebelum Nabi Muhammad SAw hijrah ke Madinah. Mayoritas ulama sepakat tahun terjadinya pada periode pertama sebelum hijrah yakni antara 620-621 Masehi.
Menurut Al-Allamah Al-Manshurfuri, peristiwa tersebut terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian. Tanggal itulah yang populer di kalangan umat Islam hingga sekarang ini. Walau begitu, terjadi penolakan dari Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri.
Ia berpendapat bahwa istri Nabi, Khadijah RA meninggal dunia pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian yakni dua bulan setelah Rajab. Saat itu, belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan ada enam pendapat mengena waktu kejadian Isra Miraj.
Namun, belum ada satupun yang dipastikan kebenarannya sehingga tidak diketahui secara yakin mengenai kejadian Nabi Muhammad mengalami Isra Miraj. Kendati begitu, peristiwa tersebut diyakini sebagai perjalanan suci yang bukan hanya sekedar "wisata" biasa bagi Rasulullah.
Dalil Isra Miraj
Peristiwa bersejarah ini dituliskan Allah SWT dalam firmannya surah Al-Isra ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut:
Ψ³ΩΨ¨ΩΨΩ°ΩΩ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ³ΩΨ±Ω°Ω Ψ¨ΩΨΉΩΨ¨ΩΨ―ΩΩΩ ΩΩΩΩΩΩΨ§ Ω ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΩΨ³ΩΨ¬ΩΨ―Ω Ψ§ΩΩΨΩΨ±ΩΨ§Ω Ω Ψ§ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩ ΩΨ³ΩΨ¬ΩΨ―Ω Ψ§ΩΩΨ§ΩΩΩΨ΅ΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩ Ψ¨Ω°Ψ±ΩΩΩΩΩΨ§ ΨΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΨ±ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩ Ψ§Ω°ΩΩ°ΨͺΩΩΩΨ§Ϋ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ³ΩΩΩ ΩΩΩΨΉΩ Ψ§ΩΩΨ¨ΩΨ΅ΩΩΩΨ±Ω
Artinya: "Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya. Agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Kisah Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Imam Bukhari menceritakan perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dalam kitabnya Shahih Bukhari. Disebutkan bahwa suatu hari ketika Nabi dalam keadaan tertidur di suatu kamar, datang malaikat mengeluarkan hatinya lalu menyucinya. Kemudian, memberikan emas yang dioenuhi dengan iman.
Setelah itu, Nabi melakukan perjalanan Isra Miraj dengan mengendarai buroq dan diantar oleh Malaikat Jibril hingga langit dunia. Kemudian bertemu dengan Nabi Adam di langit pertama, Nabi Yahya dan Nabi Isa di langit kedua, Nabi Yusuf dan Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh.
Nabi Muhammad SAW diantar menuju ke Sidratu Muntaha yang merupakan lokasi suci para nabi bermunajat dan berdoa kepada Allah SWT. Perjalanan dilanjutkan menuju Baitul Makmur yakni rumah Allah di langit ketujuh yang mengarah lurus dengan Kabah di bumi. Nabi SAW disuguhi berbagai minuman seperti arak, susu, dan madu. Ia hanya mengambil susu yang merupakan lambang dari kemurnian, fitrah, dan ciri khas Nabi Muhammad dan umatnya.
Saat di Baitul Makmur, Nabi Muhammad bertemu Allah SWT dan mendapatkan perintah menunaikan salat fardu sebanyak 50 rakaat setiap hari. Nabi SAW menerima hal itu, dan bertemu Nabi Musa AS saat perjalanan pulang. Nabi Musa memperingatkan bahwa umat Muhammad tidak akan mampu mengerjakan perintah salat 50 rakaat dalam sehari semalam.
Ia meminta Nabi Muhammad untuk menghadap Allah SWT dan meminta keringanan. Nabi SAW menurutinya dan kembali kepada sang pencipta hingga dua kali. Akhirnya, perintah salat hanya lima waktu dalam sehari semalam. Setelah mendapat perintah, Nabi SAW ke dunia.
Dalam kitab Bidayah wa Nihaya, Sirah Nabawiyah, Ibnu Katsir menceritakan setelah perjalanan suci tersebut, Nabi Muhammad SAW menyampaikan peristiwa Isra Miraj kepada kaum Quraisy. Walau sempat tidak dipercaya, Nabi SAW mendapat penguat dari Abu Bakar yang membenarkan kisah tersebut. Wallahualam.
Hikmah Peristiwa Isra Miraj
Dalam buku Sirah Nabawiyah: 'Irdlu Waqai wa Tahlil Ihadts, Ali Muhammad Shalabi mengungkapkan ada beberapa makna yang bisa dijadikan hikmah dalam peristiwa Isra Miraj, yakni:
1. Kemuliaan Nabi SAW
Saat peristiwa Isra Miraj terjadi, Nabi Muhammad SAW masih dalam kondisi berduka yang diselimuti rasa sedih. Ia ditinggal istrinya, Khadijah dan paman, Abu Thalib. Allah SWT menguatkan hati Nabi SAW dengan melihat secara langsung kebesaran Tuhan.
2. Perintah Salat Lima Waktu
Allah memerintahkan hambanya untuk menunaikan salat lima waktu sehari dengan jiwa dan hati yang khusyuk. Seseorang akan merasa diawasi oleh Allah SWT sehingga malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, berkata kotor, hingga berbuat bohong. Hal tersebut demi mengagungkan keesaan dan kebesaran Allah SWT sehingga dapat menjadi makhluk terbaik di dunia.
Selain daripada dua makna di atas, masih banyak hikmah yang dipelajari. Itulah pengertian Isra Miraj hingga kisah perjalanan Nabi SAW ke langit ketujuh. Semoga bermanfaat.
(csb/csb)