Kementerian Kesehatan Palestina menyebut ada sekitar 46.913 warga Gaza tewas sejak Oktober 2023. Selain korban tewas, serangan Israel juga sudah menyebabkan 110.750 orang mengalami luka-luka.
Dilansir detikNews dari Al-Jazeera, Minggu (19/1/2025), Kementerian Kesehatan Palestina mendata mayoritas korban tewas di Gaza adalah anak-anak, wanita, dan orang tua. Jumlah korban tewas diperkirakan jauh lebih tinggi dengan perkiraan 10.000 mayat masih terkubur di puing-puing beton di seluruh Gaza.
Perang di Gaza meletus diklaim Israel dilakukan untuk menghancurkan Hamas yang menyerang mereka dan menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel. Hamas juga menyandera ratusan orang dari Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah perundingan panjang, Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata per Minggu (19/1). Namun, gencatan senjata yang harusnya dimulai pukul 08.30 waktu setempat sempat tertunda persoalan daftar sandera.
Israel menilai Hamas belum memenuhi kesepakatan karena belum memberikan daftar tiga orang sandera yang akan dibebaskan. Israel pun terus melakukan serangan dan menewaskan sedikitnya 10 orang di Gaza selama penundaan gencatan senjata.
Gencatan senjata akhirnya dimulai pukul 11.15 waktu setempat usai Israel menerima daftar nama sandera yang akan dibebaskan. Israel juga akan membebaskan sekitar 95 orang warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak, yang mereka tahan. Warga Gaza menyambut gencatan senjata ini senang namun ada kekhawatiran perjanjian ini dilanggar oleh Israel.
Anwar, salah satu pengungsi Palestina berharap dapat kembali ke Rafah meskipun ada laporan bahwa rumahnya hancur dalam perang.
"Saya akan pergi ke sana dan mencari tempat untuk mendirikan tenda untuk tinggal bersama keluarga saya yang beranggotakan delapan orang. Saya harus kembali ke kota saya. Saya harus kembali ke tempat saya dilahirkan. Itu adalah mimpi buruk, mimpi buruk, benar-benar mimpi buruk, seolah-olah kami sedang bermimpi dan kemudian kami bangun lagi," katanya kepada Al-Jazeera di Khan Younis.
Anwar bersyukur gencatan senjata bisa tercapai. Selama ini, dia dan keluarganya tinggal di tenda-tenda yang rapuh tanpa cukup makanan atau air.
"Alhamdulillah, syukur kepada Allah atas segalanya. Saya berharap perjanjian gencatan senjata akan terus berlanjut dan tidak akan ada kesulitan yang terjadi selama periode mendatang dan semuanya akan baik-baik saja," katanya.
(dai/dai)