Sumanto (52), yang pernah dipenjara karena kasus memakan mayat kini menjadi konten kreator. Kehadiran Sumanto di jagat maya sebagai kreator disambut warganet.
Pria asal Kecamatan Kemangkon, Purbalingga itu mewarnai jagat maya terutama TikTok dan Instagram. Profesi barunya itu dilakukan pertengahan tahun lalu.
Setelah menjalani 3 tahun penjara dan bebas pada 2006, Sumanto tinggal di Yayasan An-Nur Haji Supono Mustajab Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga. Selain menimba ilmu, Sumanto di sana juga merintis jadi konten kreator.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat detikJateng mengunjungi Sumanto di Yayasan An-Nur Haji Supono Mustajab, Kamis (9/1), Sumanto kebetulan sedang live Tiktok dan Instagram.
Sebagian warganet yang masih mengenal Sumanto, kemudian memberikan komentar iseng. Mereka meminta agar Sumanto memakan para koruptor yang merugikan negara hingga triliunan rupiah.
"Bahaya banget, tidak ada manusia yang dimakan manusia," kata Sumanto saat menanggapi komentar warganet yang dibacakan oleh tim media sosialnya, Kamis (9/1/2025).
Awal Sumanto Bikin Konten
Langkah Sumanto akhirnya menjadi konten kreator diceritakan Pimpinan Yayasan An-Nur Haji Supono Mustajab, dr Mulya Sari. Ia menjelaskan akun media sosial Sumanto dibuat sejak pertengahan tahun lalu.
"Awalnya mungkin pertengahan tahun lalu Sumanto diminta jadi brand ambassador sebuah acara di Banyumas dari situ memang acara tersebut melalui sosial media. Jadi Sumanto akhirnya membuat akun dan ternyata respons dari masyarakat bagus," kata Sari yang kini meneruskan Yayasan milik ayahnya saat ditemui, Kamis (9/1/2024).
Sejak itu tim dari yayasan meneruskan membuat konten hingga saat ini pengikutnya mencapai belasan ribu. Sosok fenomenal asal Purbalingga ini perlahan merintis menjadi konten kreator baru.
Menurut Sari, konten yang dihasilkan bermacam. Namun semua yang ada di akun media sosialnya miliknya sudah diarahkan terlebih dahulu.
"Kontennya bermacam-macam mulai dari kegiatan sehari-hari, kemudian Sumanto juga rutin membuat kata-kata motivasi dan edukasi. Karena ada beberapa teman-teman influencer yang mengajak kerjasama kita tujuannya untuk mengedukasi masyarakat," jelasnya.
Tujunnya yayasan mendukung Sumanto tak lain ingin mengubah stigma dahulu dikenal sebagai kanibal. Kehidupannya kini sudah berubah total.
"Kami memiliki niat untuk memberikan sudut pandang yang berbeda. Sumanto memang sosok fenomenal dengan ceritanya yang dulu. Dan saat ini kita ingin masyarakat tahu Sumanto sudah lebih baik, sudah banyak kegiatan positif yang dilakukan. Sosok Sumanto yang dulu menakutkan kita ubah menjadi sosok yang lucu, baik dan lebih humanis," ujar dia.
Sari memandang saat ini Sumanto sudah lebih mudah diatur. Sebab sejak kepergian Supono pada tahun 2021, sosok yang merawatnya sejak keluar dari penjara, Sumanto sempat 'kehilangan arah'. Ia kerap kali tidak mau ganti pakaian dan cukur. Namun lambat laun Sumanto menyadari kondisi tersebut dan mau lebih terbuka.
Sari menyebut meski sudah berubah, Sumanto harus dalam pengawasan yayasan. Sebab ia masih harus mengonsumsi obat setiap hari agar tidak kembali seperti dahulu.
"Karena kondisi Sumanto harus dalam pendampingan karena harus diberikan obat terus-menerus. Sejauh ini perubahannya positif sekali. Dia itu mood, kadang nggak mau mandi, terus gondrong nggak mau cukur. Tapi kalau sekarang perawatan diri sudah oke," pungkasnya.
(mud/mud)