Susu belum disediakan dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Palembang, Sumatera Selatan. Penyedia katering MBG pun mengungkapkan alasannya.
Menurut Muhammad Dicky, penyedia MBG di Palembang, susu memang belum masuk dalam menu MBG saat ini. Hal tersebut sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat.
Ia menjelaskan, susu hanya diberikan untuk wilayah penghasil susu sapi perah saja. Sebab, untuk produk susu tidak diperbolehkan menggunakan susu kemasan. Hal itu lantaran susu kemasan bisa menimbulkan sampah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait susu itu, sementara ini (hanya diberikan) untuk wilayah penghasil susu perah. Karena tidak boleh pakai (susu) yang kemasan, takutnya menimbulkan sampah. Persoalan sampah," kata dia, Selasa (7/1/2024).
Karena itu, lanjut Dicky, penggantinya disubsitusikan dengan produk yang sama dan setara. Seperti telur, atau produk pangan yang mengandung protein lainnya.
"Seperti hari ini menu kita (di Palembang) ada nasi, sayur capcay, tahu goreng, ayam saus asam manis dan buah semangka. (menunya) untuk SD dan SMP, hanya gramasinya berbeda. Angka kecukupan gizinya, sesuai pedoman pusat. (mencukupi) ya," kata dia.
Dicky menjelaskan, berdasarkan arahan pusat juga diminta untuk menyediakan menu berbahan khas daerah. Seperti pada hari pertama, pihaknya membuat pentol ikan dan nugget dari ikan gabus.
"Kalau kendala tidak ada hanya bingung untuk membuat menu yang ada makanan daerah saja. Sejauh ini semua menu aman hingga satu bulan ke depan," ungkapnya.
Pihaknya memastikan bahwa semua menu yang disediakan setiap harinya memenuhi kecukupan gizi dan semuanya diolah dan disediakan dengan mengutamakan higienis.
Karena itu juga, lanjut Dicky, pihaknya sedang memesan ompreng atau wadah makan yang ramah lingkungan. Dengan ompreng tersebut, nantinya bisa digunakan secara berulang.
"Kami sudah memesan ompreng (wadah ramah lingkungan) dan dijanjikan satu minggu akan datang tapi hanya janji dan sampai sekarang belum datang sehingga kami memakai kotak bekal bento tersebut," kata dia.
Namun ompreng tersebut tidak boleh dibawa pulang. Artinya, siswa harus menghabiskan paket makannya di sekolah.
"Tidak boleh dibawa pulang dan wadahnya harus dikembalikan lagi ke penyedia. Wadah plastik tersebut aman dan food grade," ujarnya.
(dai/dai)