Pesawat Jeju Air jenis Boeing 737-800, mengalami kecelakaan pada 29 Desember 2024. Dugaan sementara, kecelakaan pesawat ini disebabkan oleh bird strike.
Mungkin bird strike atau serangan burung merupakan hal familiar yang pernah didengar oleh detikers. Namun, apa itu bird strike?
Untuk mengetahui informasinya, berikut detikSumbagsel rangkum informasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Bird Strike?
Dilansir Dr Nabil Kutbi dari International Civil Aviation Organization (ICAO), Aries Martono dari ICAO Indonesia dan detikTravel, bird strike adalah gangguan burung setiap gangguan burung baik secara berkelompok berkelompok maupun tunggal terhadap pesawat terbang baik ketika pesawat akan lepas landas (take off), mendarat (landing) atau selama penerbangan.
Bird strike sendiri disebut sebagai kejadian yang biasa terjadi, namun berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan. Serangan burung merupakan hal yang umum terjadi, namun dapat menjadi ancaman yang serius terhadap keselamatan penumpang dan penerbangan.
Pada umumnya, insiden bird strike terjadi ketika hendak mendarat dan lepas landas karena ketinggian pesawat masih rendah. Selain itu, pada umumnya serangan burung terjadi pada siang hari ketika burung-burung masih berkeliaran. Ada beberapa keragaman insiden yang terjadi ketika bird strike, yaitu:
1. Saat Aerodrome dan Dalam Penerbangan
Pada saat penerbangan, fase penerbangan yang paling berisiko terjadinya kecelakaan adalah ketika lepas landas, initial climb, pendekatan dan pendaratan.
2. Benturan Burung ke Pesawat Paparan Bird Strike
Biasanya benturan burung terjadi di bagian permukaan atau hidung pesawat. Selain itu, kaca ruang kemudi (wind shield) bagian ujung sayap (wingtip), mesin baik jet maupun baling mesin baik jet maupun baling-baling dan ekor. Sebagian besar pesawat yang sedang lepa ekor juga sering mengalami bird strike.
Sejarah Bird Strike
Dilansir sumber yang sama, pertama kali kasus bird strike ditemukan pada tahun 1908 Bird strike pertama ditemukenali pada penerbangan penerbangan Wright Brothers.
Pada tahun 1912, kecelakaan fatal akibat bird strike terjadi dan menewaskan seorang pilot bernama Carl Rogers ketika sedang dalam perjalanan dari pantai ke pantai di Amerika Serikat. Kasus lainnya terjadi pada tahun 1960 yang menyebabkan jatuhnya pesawat Lockheed Electra Lockheed Electra L-188 di Boston di Boston yang menewaskan menewaskan 62 penumpangnya penumpangnya. Pesawat terjatuh karena sekelompok burung masuk ke dalam mesin pesawat.
Semenjak hal itu, bird strike kini menjadi masalah yang terjadi hampir di seluruh dunia. Dikarenakan hal tersebut, International Civil Aviation Organization (ICAO) adalah sebuah organisasi penerbangan sipil dunia yang berada di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
ICAO membuat, mengatur, mengaudit pelaksanaan dan aplikasi standar dan rekomendasi praktis terhadap keselamatan dan keamanan operasi penerbangan dan bandar udara negara anggota, untuk terjaminnya keselamatan, ketertiban dan kelancaran operasional penerbangan sipil dunia dan membentuk IBIS (ICAO Bird Strike Information System).
Pencegahan yang Bisa Dilakukan
Dilansir sumber yang sama, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Menggunakan Metode Menakuti burung
Melakukan beberapa metode agar burung tidak mendekati bandara seperti penggunaan petasan atau peluru kosong. Selain itu, juga bisa menggunakan alat dengan bunyian yang bisa menakuti burung.
2. Mengelola Habitat Sekitar Bandara
Melakukan pemangkasan pohon, Semak dan lainnya yang menjadi tempat potensinya burung mencari makanan dan tempat bersarang. Selain itu bisa melakukan pengelolaan terhadap satwa liar.
3. Pemasangan Alat Pendeteksi Burung
Memasang alat pendeteksi burung sangat penting agar menghindari jalur terbang burung. Selain itu, pilot harus mewaspadai kasus gangguan burung di suatu bandara dengan menghindari jalur migrasi, kawasan cagar satwa dan kawasan lain di mana burung berkembang biak. Pilot juga perlu mencermati pola insiden bird strikes, dan radar tracking dari kegiatan kegiatan burung.
Demikian informasi tentang bird strike. Semoga bermanfaat ya detikers.
Artikel ini ditulis oleh Muhammad Febrianputra Jastin, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dai/dai)