Polisi berhasil membongkar kasus sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar. Ada dua orang yang merupakan pegawai internal kampus sudah dijadikan tersangka. Lalu bagaimana respon Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis?
Dilansir detikSulsel, Hamdan mengaku geram dengan ulah pegawai internal kampus yang terlibat dalam kasus tersebut. Bahkan, Kepala Perpustakaan UIN Andi Ibrahim yang menjadikan kampus tersebut sebagai tempat pabrik uang palsu. Dalam konferensi pers di Polres Gowa, Hamdan mengaku merasa malu dan tertampar atas kasus tersebut.
"Selaku pimpinan tertinggi di UIN Alauddin, selaku rektor, saya marah, saya malu, saya tertampar, setengah mati kami membangun kampus, membangun reputasi bersama pimpinan," kata Hamdan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat konferensi pers tersebut, Hamdan turut membawa serta Wakil Rektor UIN Alauddin Makassar. Dia menegaskan, Andi Ibrahim dan satu pegawai UIN lainnya langsung diberhentikan secara tidak hormat.
"Ini hadir semua warek I, warek II, warek III, kepala biro, dengan sekejap dihancurkan. Itulah sebabnya kami mengambil langkah setelah ini jelas. Kedua oknum yang terlibat dari kampus kami langsung kami berhentikan dengan tidak hormat," tuturnya.
Hamdan mengapresiasi kinerja aparat kepolisian yang mengungkap kasus sindikat uang palsu ini. Pihaknya akan mendukung polisi untuk mengusut tuntas perkara tersebut.
"Saya hadir di sini selaku Rektor UIN Alauddin itu bukti nyata dukungan kami terhadap polisi untuk mengungkap kasus ini sampai ke akar-akarnya," ucap Hamdan Juhannis.
Diketahui, polisi telah menetapkan 17 tersangka kasus sindikat uang palsu UIN Alauddin Makassar. Dua orang di antaranya merupakan pegawai internal kampus.
"Tersangka kita tangkap ada 17 orang. Ini masih bisa bertambah," kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan saat konferensi di Mapolres Gowa, Kamis (19/12).
(dai/dai)