Jumlah penduduk miskin di Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan pada 2024 cukup tinggi. Angkanya mencapai 12,88 persen dari total 720.545 jiwa. Artinya, masih ada 92.806 jiwa masuk kategori penduduk miskin.
Dari angka itu, jumlah penduduk yang masuk kategori miskin ekstrem sebanyak 0,47 persen atau sebanyak 3.386 jiwa. Sekda Muba, Apriyadi Mahmud mengatakan, Pemkab Muba terus berupaya menurunkan angka kemiskinan. Evaluasi dan penguatan program akan dilakukan, khususnya di Dinas Sosial.
"Rakor ini merupakan bagian dari evaluasi dan penguatan program-program Dinas Sosial yang bertujuan untuk menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Muba," ujar Apriyadi saat Rakor Kesejahteraan Sosial di Opproom Pemkab Muba, Selasa (03/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apriyadi menyebut, angka kemiskinan ekstrem alami penurunan signifikan. Dari 0,96 persen pada 2023 menjadi 0,47 persen pada 2024. Percepatan penanganan kemiskinan juga akan dilakukan terintegrasi, melibatkan seluruh sektor. Targetnya bisa menjadi satu digit dalam dua tahun ke depan.
"Mulai dari pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan hingga UMKM. Kami berharap Muba dapat mencapai angka kemiskinan 8-9 persen dalam dua tahun ke depan, yang artinya di bawah rata-rata kemiskinan provinsi maupun nasional," katanya.
Pemkab Muba menargetkan warga miskin menjadi 57 ribuan-64 ribuan jiwa. Atau berkurang 20 ribuan-30 ribuan jiwa dari jumlah warga miskin saat ini.
Apriyadi menyebut, program penanggulangan kemiskinan dalam dua tahun terakhir telah dijalankan dan dirasakan masyarakat. Terutama dengan inovasi bantuan rumah, bantuan disabilitas, dan program lainnya.
Kepala Dinas Sosial Muba Ardiansyah menambahkan, telah meluncurkan tujuh program unggulan yang melibatkan pemberdayaan masyarakat secara langsung. Di antaranya program Bantu Umak berupa bantuan tunai dan Pedas Nia untuk penyandang disabilitas dan lansia, memberikan bantuan alat bantu, pendampingan, dan pemberdayaan.
"Kami berharap program-program ini membantu masyarakat yang membutuhkan," tukasnya.
(dai/dai)